Kamis, 16 Maret 2017

Artikel Kesehatan Anak


PENYAKIT  FLU  BERAT  PADA  ANAK  DENGAN  SAKIT  OTOT  KAKI

Buah hati sakit, membuat ayah-bunda menjadi kuatir dan was-was akan keadaan si kecil.  Saya mempunyai pengalaman yang membuat saya kuatir sekali. Pengalaman ini berkaitan dengan sakit yang diderita oleh anak ke-3 saya, Abhimanyu.

Pada suatu hari Sabtu, badan Abhimanyu panas. Saya kira itu paans biasa. Hari itu saya harus ke Bandung untuk giliran menengok ibu saya yang sekarang tinggal di rumah adik saya.  Jadi saya tetap pergi ke Bandung dan menginap. Saat saya menginap di Bandung kami tetap berkomunikasi sehingga saya tahu bahwa panasnya 38 derata Celsius.

Hari Minggu, keesokan harinya saya baru pulang. Minggu sore saya dan Abhimanyu menyiapkan peralatan sekolahnya seperti biasa. Dia masih aktif, bermain, menggambar, dan bercanda. Badannya terasa masing sumeng-sumeng dan bibirnya masih nampak merah dan kering. Namun, demamnya secara keseluruhan sudah hilang.

Esoknya hari Senin, bangun pagi seperti biasa. Saat dia bangun biasanya langsung ke kamar mandi buang air kecil, minum air putih, lanjut minum susu, lanjut nonton cartoon network, lanjut sarapan pagi (makan nasi). Pagi itu, saat dia berdiri mau ke kamar kecil, ia menjerit kesakitan dan tidak bisa berdiri. Akhirnya ia, ke kamar kecil dengan digendong.

Ketika kami tanya apa yang sakit dia menunjuk kedua betisnya. Saat betisnya dipegang dia mengaduh. Rupanya dia mengalami sakit pada otot betis.

Kami kebingungan apa yang terjadi dengan anak kami. Lalu kami membawanya ke dokter lagi karena sebelumnya sudah pergi ke dokter umum. kali ini kami pergi ke dokter neorolog anak. Untung dekat rumah ada klinik yang menyediakan dokter anak. Untungya lagi dokter anak yang memeriksa abhimanyu seorang neorolog. Dokter menyatakan bahwa dia terkena virus sejenis flu. Kami mendapatkan obat batuk-flu dan obat untuk sakit otot serta antibiotik.

Pengobatan Alternatif

Karena anak ini mengalami kesakitan pada kaki yang membuat dia tak bisa berjalan, kami merasa kuatir. akhirnya kami memutuskan selain berobat ke dokter, kami juga meminta jasa tukang pijat anak. Kami memanggilnya Mbah Par. Akhirnya Mbah Par datang 3 kali untuk memijat seluruh tubuh.
Mbah Par seorang tradisional, ia memijat dengan ramuan jahe dan bawang putih. Bahan tersebut dibalurkan ke otot yang sakit. Bahkan, ia juga memberikan bangle dan jeringao. Saya jadi teringat masa kecil saya kalo saya demam ibu dan nenek saya suka membuat obat balur dari bangle dan jeringao.

Orang suka menghubungkan dua obat tradisional tersebut dengan mitos. Baunya yang menyengat sangat khas sehingga dianggap bisa mengusir hantu pengganggu anak kecil. Karena itu sering anak bayi di desa diberi sematan banglai pada bajunya, terutama saat mau pergi ke luar rumah.

Namun, ketika saya pelajari mengapa obat ini dijadikan andalan nenek moyang kita dulu rupanya ada kandungan yang bermanfaat dari kedua tumbuhan ini.  Ternyata bangle si obat tradisional ini punya khasiat yang banyak. Ini dia sekedar pengetahuan. Bangle sejatinya memiliki nama Latin Zingiber purpureum roxb terbukti memiliki kandungan berupa asam organik; mineral; lemak; gom albuminoit; gula; damar (pahit); minyak atsiri (sineol, pinen, sesquiterpen) yang kesemuanya bersifat karminatif; anti inflamasi; analgesik; antipiretik. Maka tak pelak tanaman yang satu ini ramai dijadikan obat tradisional sekaligus obat herbal. Beberapa manfaat bangle yaitu obat masuk angin, perut mulas, sakit kepala, sakit kuning, nyeri sendi, dan cacingan.  

Ada pun jaringao/  jeringau/ delingau/ darinagau yang nama latinnya Ascorus Calamus ternyata merupakan tanaman yang sekeluarga dengan talas. Bentuknya seperti pandan hanya dia tumbuh di air (lumpur) seperti pinggiran sungai, pinggir kolam atau parit. Kandungan yang terdapat pada tanaman ini adalah minyak atsiri ( glikosida, asaron, eugenol, asarilaldehida, akorenin, akoretina, akonin, kholin, isokolamin, akolamonin, kalameona, sioburin, isosiobunin, resin, amilum, tanin), flavonoid, dan saponin.

Dengan kandungan tersebut di atas, jaringau mempunyai manfaat sebagai obat alternatif sebagai penenang alami, pelancar sistem pencernaan, untuk perut kembung, mengobati tipes, dan kejang.
Dua sejoli tumbuhan obat alami bangle-delingo sejak zaman dahulu sudah digunakan oleh bangsa Indonesia untuk mengobati aneka macam penyakit seperti demam, flu, sakit perut, dan untuk membuat anak lebih tenang. Karena aromanya kerdua sejoli ini sering digunakan sebagai aroma terapi bagi anak yang sakit sehingga lebih menenangkan dan membuat mereka mengantuk.

Ketika saya mencium bau khas dari kedua obat tradisional ini, saya jadi tahu bahwa aromanya pun menjadi aroma terapi bagi yang sakit. Rasa hangat yang ditimbulkan pun menjadi melancarkan darah dan melemaskan otot dan persendian yang kaku.

Saya akui memang dengan diobati secara tradisional membantu Abhimanyu merasa lebih nyaman. Selama sejam dia dipijit Mbah Par, ia tertidur. Obat yang dibalurkan ke tubuh pun membantu dia lebih lega untuk bernafas. Otot yang sakit pun terkurangi rasa sakitnya karena jahe dan bawang putih yang diparut.

Asupan Nutrisi
Awalnya saya menyangka Abhimanyu kena flu tulang atau chikungunya, tetapi ternyata bukan.  Istilah flu tulang menjadi salah satu istilah yang sering saya dengar dari beberapa orang. Tanda-tanda umum dan gejala yang dialami oleh anak saya adalah nyeri otot betis, pusing,  kelelahan, dan   panas, mata berair, batuk, radang tenggorokan. Namun, ternyata dokter menyatakan bahwa itu bukan flu tulang.

Untuk mempercepat kesembuhan dan mengembalikan  kekuatan fisik, saya juga memberikan makanan yang baik padanya.  Buah (Abhimanyu  suka pepaya dan apel), minum air putih yang banyak, minum teh madu, minum air jeruk hangat,  air kunyit ditambah jeruk nipis dan madu (1 sendok makan 3 kali dalam sehari), telur rebus, nasi/bubur, roti bakar, dan beberapa makanan yang dia suka. Saya menghindari makanan gorengan dan juga makanan ringan yang dijual bebas di warung. Cemilan yang saya berikan lebih kepada buah dan biskuit yang aman seperti kue mari.

Saya diberi saran oleh Mbah Par agar jangan memberikan minum air dingin. Selain itu juga disarankan untuk tidak mandi di atas pukul 16.00. Menurut saya amsuk akal agar anak jangan kedinginan sehingga memicu kembali flunya.

Dari pengalaman anak saya sakit flu berat ini, saya belajar ternyata obat dan cara tradisional itu banyak membantu untuk penyembuhan dan pemulihan kondisi si sakit. Saya ini dibesarkan di desa dengan cara kampung. Jadi saya amsih sering menggunakan cara kampung yang saya pakai untuk mengatasi berbagai persoalan. salah satunya saat sakit.

Namun, ketika kita kaji dan pelajari, cara dan obat kampung ternyata bisa dijelaskan secara keilmuan. Dengan begitu, sudah pasti amsuk akal. bukan hal yang kelenik atau mistis.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar