Sabtu, 07 November 2009

DOA ADALAH KEKUATAN

Dua minggu adalah waktu yang lama untuk mengalami sakit flu. Badan terasa lemas dan selera makan menurun hingga berat badan juga turun. Ya… enaknya turun berat badan tanpa harus diet. Tetapi kalau didera sakit juga ya tidak enak. Dua minggu ini banyak yang kutemukan terutama pelajaran berharga tentang hidup yang kutemukan. Meski sedang flu catatan kecilku tetap terisi, hanya ketika mau menuangkan di depan komputer terasa badan tak enak. Karena itulah catatan di Ursa Minor juga tidak bertambah. Inilah catatan yang akan kubagi pada Saudara-Saudariku yang suka jalan-jalan di dunia maya:

Dua minggu ini aku banyak merenung tentang perjalanan hidupku. Berada bersama keluarga asal di kampung membawaku pada seorang pribadi yang cukup tangguh untuk menghadapi berbagai tantangan. Meski terkadang aku mengeluh juga kala sampai pada situasi yang rasanya mentok tak bisa lakukan apa pun.

Pendidikan formal di SD kampung dan SMP desa juga membuatku merasa mempunyai kenangan masa kanak-kanak yang lengkap. Pendidikan menengah di kota besar dan tinggal di asrama di bawah asuhan para suster Ursulin juga membawaku pada pribadi yang mengenal Yesus dari sisi lain. Juga perguruan tinggi di kota Jogya menyisakan banyak kenangan yang teramat manis bila dikenang. Suka duka silih berganti memperkaya jiwa dan memperkuat hati.

Pengalaman berkeluarga mempunyai anak dan suami juga lebih memperkaya lagi. Terutama ketika menjadi seorang ibu. Kekayaan itu tak bisa diungkapkan dalam goresan sederhana ini. Itu adalah anugrah terbesar yang Tuhan percayakan untukku.

Pengalaman berelasi dengan berbagai macam orang juga menjadi salah satu bagian yang mendewasakan diriku. Pertemanan dan persahabatan juga menjadi bagian yang membawaku pada rasa syukur karena aku melihat Tuhan pada teman dan sahabatku. Terkadang dalam relasi itu muncul konflik dan salah pengertian yang membawa kita untuk bisa bersabar dan melihat segalanya dengan lebih jeli lagi.

Rasa sakit hati atau mungkin luka terkadang kita alami dalam relasi. Namun, semuanya tak menghilangkan makna dari semua itu. Malah kita menjadi belajar lebih mengenal diri kita dan lebih memahami orang lain. Kebijaksanaan dalam situasi seperti itu pun muncul. Kita mendapat pelajaran berarti. Untuk apa pun : kegembiraan atau pun kesedihan kita patut mengucap syukur karena kita diperkaya.

Ada sebuah doa yang tak sengaja kutemukan pada lembar doa yang dicetak orang untuk ucapan syukur karena doa terkabul. Lembar doa itu diletakkan di meja depan pintu gereja siapa pun yang memerlukannya boleh ambil. Begini bunyi doa itu:

DOA MOHON KEKUATAN
Tuhan Yesus, melalui kuasa Roh Kudus, masuklah ke dalam ingatanku saat aku tidur.
Luka-luka dalam diriku karena aku sendiri, sembuhkanlah luka-luka itu.
Luka-luka yan g aku derita karena orang lain, sembuhkanlah luka-luka itu.
Semua persahabatan dalam hidupku, yang telah dirusakkan dan aku tidak menyadarinya, pulihkanlah persahabatan-persahabatan itu.
Tetapi Tuhan, bila ada hal yang perlu aku lakukan, bila aku harus pergi kepada seseorang, karena dia sedang menderita karena perbuatanku, bawalah orang itu ke dalam kesadaranku.
Aku hendak memaafkannya dan aku mohon untuk dimaafkan.
Hilangkan segala bentuk kebencian yang mungkin ada dalam hatiku, ya Tuhan, dan penuhilah ruang yang kosong dengan cinta-Mu. Amin.

Betul adanya isi doa tersebut. Banyak relasi yang melukai orang lain juga diri kita, baik sengaja maupun tak sengaja. Untuk memulihkan itu semua hanya hati yang terbuka untuk menerima dan memberi maaf. Doa memang kekuatan untuk menjalani hari-hari kita yang bahagaia, gembira, yang biasa saja, bahkan yang menekan serta mendesak, atau gelap sekalipun.

(Teh Enung yang baru sembuh dari flu, tetapi masih kliyeng-kliyeng karena tekanan darah drop)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar