Minggu, 18 Juni 2017

IMAN SEBESAR BIJI SESAWI

(Aga barista)

Tulisan ini untuk Aga (Aloysius Gonzaga  Ilham Sidharta Martopranoto)  yang berulang tahun pada tanggal 10 Juni. Agak telat mengepos. Maklum menulisnya diselingi aneka macam kegiatan emak-emak  dulu. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ‘iman’ artinya  1) kepercayaan (yang berkenaan dengan agama); keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab, dan sebagainya. 2) ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin. Mengimani berarti mempercayai atau meyakini.

Saat ini saya akan berbicara tentang iman dalam arti kedua : ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin. 

Dalam Injil Yesus berkata bahwa bila seseorang mempunyai iman sebesar biji seswai, maka ia akan mampu memindahkan gunung. 

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, -- maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.”  ( Matius 17:20). 

Saya pernah melihat pohon sesawi saat saya mendapat rejeki menikmati perjalanan  ke Yerusalem. Bukan sawi sayuran yang kita makan. Sesawi yang ini pohon yang di atasnya bisa bersarang burung-burung. 



Saya akan mengartikan iman dalam tulisan saya di sini sebagai keyakinan. Saya sangat tahu bahwa iman sebesar itu jarang dimiliki seseorang. Saya sering mengalami keyakinan saya sangat rendah. Karena saya tidak yakin akan diri saya, maka tentu saja berpengaruh pada hasil yang saya peroleh.

Berbeda ketika saya yakin betul akan sesuatu, maka hasilnya bagus. Saya akan memberikan contoh dalam dunia pendidikan. Saya sebagai guru mempunyai keyakinan yang kuat akan diri saya saat mengajarkan materi yang saya kuasai dengan baik. Hal itu berdampak pada murid saya yang dengan pasti mempercayai saya dengan segala pengajaran yang saya berikan.  Ketika saya mengajar dengan penuh keyakinan dampaknya para murid akan merasakan bahwa saya memang yakin benar. 

Dalam menjalani kehidupan ada beberapa peristiwa yang saya benar-benar yakin akan sesuatu dan ternyata memang berhasil. Namun, ada kalanya saya yakin akan hal tertentu, ternyata hasilnya mengecewakan. Bila hal itu terjadi, saya kecewa itu pasti. Saya melihat hal itu sebagai sebuah kendala dan tantangan untuk menguji keyakinan saya. 

Ada keyakinan dalam diri saya yang memang belum terwujud hingga sekarang. Namun, saya yakin hal itu akan terwujud. Saya percaya bahwa segala sesuatu ada waktunya. Segalanya akan menunggu saat yang tepat untuk terwujud. Waktunya menurut saya sangat telat. Saya ingin segera terwujud untuk menunjukkan pada diri saya dan dunia bahwa hal itu nyata. Namun, waktu saya dan waktu Tuhan berbeda. Saya hanya memepertimbangkan karena berdasarkan perhitungan saya. Namun, Tuhan mempunyai perhitungannya yang sangat tepat untuk kapan itu akan terwujud. 

Bisa saja terwujudnya itu bukan saya yang mengalaminya, tetapi anak atau keturunan saya yang lain yang mengalaminya. Bisa saja hal itu terjadi. Namun, saya tahu tak ada hal  yang mustahil bagi Allah. Perwujudannya sedang menunggu waktu yang tepat. Meskipun demikian, saya tetap meyakini bahwa itu akan terwujud suatu waktu.

Pastinya ada hal yang saya lakukan untuk meraih keyakinan saya itu. Berusaha, jelas itu dilakukan. Bertanya pada teman, mencari di internet, mencari bantuan dari orang yang kompeten, meminta dukungan dari orang-orang yang energinya positif, meminta doa orang tua itu wajib, dan tentunya saya sendiri memurnikannya dengan berdoa dan meditasi bahkan.

Nah, jadi  iman sebesar biji sesawi itu tidak mudah. Di dalamnya ada kerja keras, konsistensi, kedisiplinan, daya juang, tanggung jawab,kejujuran,  komitmen, rendah hati, dan kesabaran. Pokoknya bumbunya lengkap deh. Ingat, ususnya harus panjang banget untuk bisa mempunyai iman yang seperti itu.

Ayo, kita belajar memlihara keyakinan kita untuk meraih apa yang menjadi impian besar dalam hidup kita. Seorang pembicara saat  saya ikut pelatihan di CUBG (Credit Union Barerot Gracia)  Cabang Pamulang mengatakan, " Kita jangan tersandung oleh uang untuk meraih impian itu. Uang itu alat untuk meraihnya." Karena dia seorang pengurus CU, maka ujung-ujungnya dia berkata " CU akan membantu Anda meraih impian Anda."

(Ch. Enung Martina, 10 Juni 2017, untuk Aga (Aloysius Gonzaga Ilham Sidharta)  yang berulang tahun ) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar