Minggu, 11 Agustus 2019

JEJAK LANGKAH 11


Qasr el Yahud




Sungai Yordan merupakan tempat yang tak luput dari perhatian para wisatawan Indonesia. Sungai Yordan menjadi bagian dari batas Israel dan Yordania. Sungai ini menjadi penting dalam kepercayaan nasrani karena dulu kala Yesus dikabarkan dibaptis di sana.

Merunut pada pranala yang saya cari dari mesin pencarian internet membawa saya pada beberapa informasi tentang sungai ini.

Tahun 2011, Israel secara resmi membuka situs Qasr el-Yahud di tepi barat Sungai Yordan. Situs ini sempat ditutup selama puluhan tahun. (INILAHCOM)

Tempat ini merupakan tempat bangsa Israel melintasi Sungai Yordan, dan Elia diangkat ke sorga dalam Perjanjian Lama  Kitab Raja-raja. Qasr el Yahud (Arab: قصر اليهود; juga Kasser/Qasser al-Yahud/Yehud dll; artinya "Istana Yahudi") adalah nama resmi tempat baptis di Lembah Sungai Yordan di Tepi Barat. Di bawah pendudukan Israel, situs dan fasilitas tersebut diurus oleh Administrasi Sipil Israel dan Kementerian Pariwisata Israel sebagai bagian dari taman nasional.

Tempat tersebut adalah bagian barat dari situs tradisional pembaptisan Yesus oleh Yohanes Pembaptis (Matius 3:13-17), Al-Maghtas, sebuah nama yang dulunya dipakai untuk tempat ziarah pada kedua sisi sungai tersebut. Tempat tersebut juga secara tradisional dianggap merupakan tempat bangsa Israel melintasi Sungai Yordan, dan Elia diangkat ke sorga.

Sungai Yordan ini adalah suatu sungai di Asia Barat Daya yang berhulu di utara Israel dekat Kibbutz Sede Nehemya dan mengalir lewat Laut Galilea ke Laut Mati. Sungai itu merupakan sebagian batasan antara Israel dan Yordania. Di sebelah utara Danau Galilea adalah daerah masuk Sungai Yordan di dalam perbatasan Israel. Sungai ini membentuk batas barat dengan Dataran Tinggi Golan. Di sebelah selatan danau, sungai ini membentuk perbatasan antara Kerajaan Yordania (di sisi timur) dan Israel serta Palestina (di sisi barat).

Sungai ini menurun drastis pada aliran sepanjang 75 kilometer ke arah Danau Hula, yang terletak sedikit di atas permukaan laut. Keluar dari danau itu, sungai ini turun lagi sekitar  sepanjang 25 kilometer ke Danau Galilea. Bagian terakhir lebih landai, sehingga alirannya melambat sebelum memasuki Laut Mati, sekitar 422 meter di bawah permukaan laut, di mana tidak ada muara lagi. Dua anak sungai utama masuk dari arah timur di bagian terakhir ini adalah Sungai Yarmuk and Sungai Zarqa.

Perbatasan antara Israel dan Yordania ditandai oleh serangkaian floaters kuning seperti yang digunakan untuk menandai jalur dalam kompetisi renang.

Sungai ini memiliki makna penting dalam Yudaisme (Yahudi)  dan Kekristenan sebagai tempat bangsa Israel melintasi ke "Tanah Perjanjian", yaitu Tanah Kanaan. Juga, tempat Yesus Kristus dari Nazaret dibaptis oleh Yohanes Pembaptis, menurut catatan Alkitab.


Ini adalah tempat yang menarik karena 10 tahun lalu saya mengunjungi tempat Yesus dibaptis bukan di sini, melainkan yang disebut Yardenit. Itulah wisata, meski itu rohani sekalipun orang bisa saja mengklaim ini dan itu. Namun, bagi saya tempat bukan hal terlalu penting, melainkan peristiwa dan makna di baliknya jauh lebih penting. Segera setelah tiba, kami merasakan sergapan hawa panas yang menerpa kami.

Situs ini bagus, ada banyak ruang kosong yang menghadap ke sungai, dan pengujung bisa turun ke sungai. Ada dek kayu dengan pegangan tangan ke bawah ke anjungan bawah air. Situs ini telah direnovasi dan dibersihkan, dengan banyak ruang dan naungan  untuk orang-orang Kristen dan non-Kristen yang ingin mengunjunginya. Bagi rombongan ada tempat untuk berkumpul dan berbicara, beribadah, atau melakukan pembaptisan. Baju  pembaptisan putih disediakan bagi mereka yang membutuhkan. Kami melihat satu kelompok dibaptis oleh seorang pendeta  dan kelompok lain membaptis diri mereka sendiri. Saya tidak turun hanya mencelupkan tangan dan mengambil air ke botol untuk kenang-kenangan. Airnya dingin, berlumpur, dan keruh kekuningan. 


Berbicara tentang air di sungai ini, Mr. Shadi menyarankan untuk tidak menggunakan air ini karena memang kotor. Sebuah kelompok lingkungan gabungan Palestina-Yordania-Israel, EcoPeace, telah mengklaim bahwa air di Qasr el Yahud di Lembah Yordan—tempat yang diyakini Yohanes Pembaptis membaptis Kristus ini—begitu kotor sehingga para peziarah sebenarnya tidak disarankan untu mandi di dalamnya. Namun, peringatan itu tak banyak dihiraukan para peziarah karena begitu banyak rombongan yang melakukan upacara baptis di sungai ini.

Saya tertarik dengan berbagai kelompok yang berkumpul dan tradisi atau upacara mereka yang berhubungan dengan pembaptisan atau ritual pembaptisan di Sungai Yordan. Namun, terlepas dari keramaian, kelompok saya dapat berkumpul dan masih memiliki momen kami sendiri di sana yaitu mengadakan ibadat singkat, tanpa merasa terganggu, kewalahan, atau sesak oleh orang atau kelompok lain.


Sejak saya ke Israel 10 tahun lalu pun,saya dikejutkan dengan ukuran sungai Yordan yang relatif kecil jika dibandingkan dengan Sungai di dunia yang terkenal seperti Sungai Mekong atau di daerah saya sendiri, Sungai Cisadane. Yang saya lihat lagi adalah airnya keruh juga seperti sungai daerah pertanian sehabis mengolah tanah yang ada di Indonesia.   Meskipun demikian, itu adalah pengalaman hebat dan benar-benar layak untuk dikenangkan.

(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani,  kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)

1 komentar:

  1. Thanks for share, sukses terus,.
    Kunjungi juga http://bit.ly/31mkO9S

    BalasHapus