Minggu, 22 September 2019

JEJAK LANGKAH 16

Kana yang di Galilea



Sebuah tempat yang bersejarah dari ribuan tahun yang lalu akan menjadi bahan rebutan utuk menentukan tepatnya di mana lokasi tersebut berada. Hal ini tentunya bersangkutan dengan pengklaiman tersebut menjadi sebuah situs bersejarah. Situs itulah nantinya akan membawa banyak dampak secara historis, sosial, ekonomi, bahkan spiritual.

Demikian pula dengan beberapa tempat di Israel. Salah satunya adalah Kana yang merupakan lokasi tempat Yesus membuat mujijat pertama mengubah air menjadi anggur dalam sebuah pesta perkawinan di kota tersebut.

Ada 2 lokasi lagi di wilayah Galilea dan satu lokasi di Lebanon Selatan yang juga dipandang mungkin sebagai lokasi yang disebut Kana dalam kisah mukjizat pertama tersebut. Kedua lokasi di wilayah Galilea tersebut antara lain Kana-el-Jalil atau Khirbet Qana (lokasi ini tidak terlalu jauh dari Kafr Kanna) dan satu lagi Ain Kana (yang lokasinya lebih dekat ke Nazareth). Sementara di Lebanon bagian selatan ada desa yang bernama desa Qana. Kemungkinan-kemungkinan lokasi yang disebut Kana itu terjadi karena perubahan geopolitik yang terjadi berabad-abad di wilayah utara Israel tersebut.



Namun demikian, lepas dari studi arkeologi yang masih berlanjut di beberapa lokasi tersebut, memang Kafr Kanna yang memiliki klaim paling kuat sebagai lokasi tradisional tempat peristiwa mukjizat pertama itu terjadi. Menurut Catholic Encyclopedia tahun 1913, sebuah tradisi yang berasal dari abad ke-8 menempatkan kota Kana dengan lokasi kota Arab modern Kafr Kanna, sekitar 7 km sebelah timur laut kota Nazaret, Israel, sebagai kota yang dimaksud.

Di kalangan orang Kristen dan pakar Alkitab khususnya bagian Perjanjian Baru, kota Kana ini terkenal karena peristiwa mujizat Yesus Kristus yang pertama. Meskipun tidak dicatat di ketiga Injil yang lain, dalam Injil Yohanes, mujizat ini penting karena merupakan yang pertama dari tujuh tanda bahwa Yesus Kristus itu Anak Allah dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. Sebagai alegori, hikmat dari kisah ini adalah pengharapan dan kabar sukacita seperti yang dikatakan oleh pemimpin pesta perkawinan kepada pengantin laki-laki: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang".(Yohanes 2:10).


Kafr Kanna, kota kecil ini menjadi menarik. Kota Kana terletak di Provinsi Galilea. Selama berabad-abad kota ini hidupnya sudah bagaikan mukjizat karena mukjizat yang konon dan secara tradisi dipercaya terjadi ketika Tuhan Yesus untuk pertama kalinya membuat mukjizat atas permintaan ibuNya. Mukjizat itu memang dikenal sebagai “mukjizat pertama” ketika Yesus mengubah air menjadi anggur dalam suatu pesta pernikahan di Kana, Galilea (Yohanes 2:1-11).

Kafr Kanna adalah kota Arab Israel yang terletak di bagian utara wilayah Israel dekat dengan Lebanon bagian selatan. Wilayah ini sebenarnya masih termasuk dalam wilayah Galilea karena memang tidak jauh juga dari Danau Tiberias (yang disebut juga Laut Galilea). Kotanya tidak terlalu besar. Lebih dari 80% penduduk menganut agama Islam dan sisanya adalah penganut Kristen. Disebut kota Arab karena memang didominasi oleh keturunan Arab baik yang menganut Islam maupun Kristen.

Lokasi rumah tempat Yesus membuat mujijat, kini dibangun gereja sebagai tempat untuk memperingati peristiwa mulia tersebut. Gereja Kana di Galilea ini  sebagai tempat peringatan mukjizat Yesus yang pertama kali. Sebenarnya Kota Kana ini menjadi saksi dua mukjizat di Galilea – pertama, perubahan air menjadi anggur dan penyembuhan jarak jauh seorang anak seorang pejabat 32 km jauh dari Kapernaum (Yohanes 4: 46-54).  



Lokasi Gereja Kana ini juga merupakan situs arkeologis yang luar biasa nilai sejarahnya karena berdasarkan penggalian di lokasi tersebut, terdapat beberapa lapis situs bangunan dari masa yang berbeda selain kapel Fransiskan (tahun 1880), reruntuhan bangunan dari abad ke-14, makam dari masa Byzantine (abad ke-5 hingga ke-6, reruntuhan sinagoga Yahudi dari abad ke-4 hingga ke-5, serta lapisan bekas kediaman/rumah pribadi dari abad pertama hingga ke-4 masehi. 

Temuan arkeologis dari lapis-lapis waktu yang berbeda inilah yang menunjukkan bahwa lokasi tersebut merupakan lokasi sangat penting yang dapat ditelusuri keberadaannya hingga abad pertama. Itulah sebabnya, maka lokasi ini hingga sekarang memegang klaim paling kuat sebagai lokasi tradisional tempat peristiwa mukjizat air diubah menjadi anggur.


Di Kana, terdapat dua gereja yang masing-masing digunakan untuk beribadah bagi penganut Katolik dan Ortodoks. Semua sering dipakai untuk menggelar acara sakramen bagi pasangan yang ingin menikah. 


Gereja yang dipakai oleh umat Katolik merupakan milik biarawan OFM. Didirikan diatas bekas reruntuhan gereja kuno peninggalan abad IV masehi. Di lokasi inilah pernah ditemukan mozaik dari abad tersebut. Di lokasi itu para arkeolog telah menemukan sejumlah petunjuk penting.


Penggalian situs tersebut mengungkap adanya jaringan terowongan yang digunakan untuk ibadah kekristenan, ditandai dengan salib dan petunjuk-petunjuk pada “Kyrie Iesou”, sebuah frasa Yunani yang berarti “Tuhan Yesus”.

Di gereja yang dipakai secara resmi mulai tahun 1906 ini juga terdapat tempayan yang mirip sekali dengan tempayan dari zaman Yesus. Sedangkan dindingnya diberi hiasan lukisan yang menggambarkan Yesus sedang hadir dalam sebuah acara pernikahan di kota Kana.


Suasana di dalam Gereja Kana itu terasa megah. Dindingnya didominasi warna putih terang, penuh bunga dan hiasan. Di samping kiri sotoh gereja terdapat semacam guci atau tempayan khusus untuk penyimpanan anggur sesuai kebiasaan dan tradisi Bangsa Yahudi.

Sejak dulu, daerah Kana memang sangat terkenal dengan hasil gilingan anggur dan produksi anggurnya yang terasa khas dan manis. Anggur Kana ini di ekspor ke seluruh dunia. Sehingga tak heran banyak juga toko-toko yang menjual anggur di kota ini.

Di depan dan sekitar Gereja Kana, terdapat toko souvenir yang menjual barang-barang rohani termasuk secara khusus menjual anggur Kana, anggur perkawinan kudus. Setiap orang yang masuk disuguhi segelas anggur untuk promosi. Selanjutnya pengunjung bisa membeli berbagai macam ukuran anggur Kana dalam kemasan botol untuk kenang-kenangan.

Bila kita berbicara tentang peristiwa mujujat di Kana yang ditulis Yohanes banyak hikmat yang bisa kita dapatkan di sini.

Yohanes menceritakan perkawinan di Kana supaya kita boleh percaya dan melihat kemuliaan Yesus. Bagaimana kita bisa percaya? Yohanes menyatakan kepada siapakah Yesus Kristus itu dengan memperlihatkan kemuliaan-Nya kepada kita; dan oleh kemuliaan-Nya itu kita boleh percaya kepada-Nya. Kita akan kagum, terdorong untuk menyembah Yesus. Seluruh Injil Yohanes ingin memperlihatkan siapakah Yesus Kristus itu. Bagi kita yang sudah percaya, kita boleh semakin mengenal Dia, semakin bertumbuh, semakin menyadari betapa mulia-Nya Dia, betapa penuh kebenaran dan kasih karunia Yesus Kristus itu. Sehingga hidup kita makin diubahkan, menjadi semakin serupa dengan Kristus.


Dalam peristiwa perkawinan di Kana ini Maria, Ibu Yesus, menyampaikan bahwa tuan rumah (penyelenggara pesta) kehabisan anggur. Maria mengharapkan Yesus bisa melakukan sesuatu. Aad sebuah tulisan yang menyatakan bahwa pesta pernikahan dirayakan besar-besaran dan itu bisa satu minggu, sehingga kalau kehabisan anggur, itu adalah bencana. Bukan hanya sesuatu yang memalukan. Penyelenggara pesta bisa dituntut ke pengadilan. Kehabisan anggur menjadi masalah besar, dan orang yang paling bertanggung jawab adalah mempelai pria, bukan pemimpin pesta itu. 

Yesus tahu apa sebenarnya maksud  ibunya. Maria mengetahui bahwa Yesus ada bukan karena hubungannya dengan Yusuf suaminya, tetapi anak dari Tuhan, ada hal-hal yang ajaib daripada eksistansi Yesus. Kalau Dia pada akhirnya melakukan apa yang diminta Maria, bukankah tidak lebih baik bagi Yesus untuk mengatakan “baik ibu, saya tahu masalahnya dan saya bereskan hal ini”. Sebaliknya Yesus mengatakan “mau apa engkau daripadaku, perempuan.” Karena Yesus ingin menyatakan kepada ibu-Nya, kepada saudara-saudara-Nya kepada murid-murid-Nya, dan juga kepada kita sekarang, bahwa identitas Yesus pertama-tama adalah bukan anak Maria. Yesus ingin menyatakan bahwa identitas-Nya pertama-tama adalah Anak Bapa-Nya yang di Surga. Ibu-Nya atau siapapun juga tidak bisa mengontrol-Nya.

Adalah ketaatan kepada Bapa Yesus melakukan mujijat-Nya.Bukan ketaatan sebagai anak Maria, tetapi ketaatan sebagai Anak Bapa di Surga. Yesus menyatakan ketaatan kepada Bapa-Nya jauh lebih penting daripada ketaatan kepada orang-tua-Nya ataupun seluruh ikatan keluarga. Yoh 2:3-4 “Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur." Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."” Kata “ibu” di sini dalam bahasa aslinya berarti “perempuan”, sehingga kalimat ini mengejutkan. Namun hal ini sebenarnya bukan suatu bentuk ketidakhormatan akan orang-tuanya. Yesus sangat menghormati ayah dan ibunya. Kata “perempuan” secara literal, di dalam konteks Yahudi itu bukan suatu  yang kurang ajar-disrespect. Kata yang sama juga digunakan di atas kayu salib “Ibu inilah anakmu”.

Ketika Yesus akhirnya menolak permintaan Ibu-Nya, tetapi Yesus tetap menyuruh pelayan-pelayan itu mengisi tempayan-tempayan itu dengan air dan Yesus mengubahnya menjadi anggur. Ini sebagai tanda bahwa yang akan menyucikan dosa manusia adalah darah-Nya sendiri. Itulah yang kita lakukan di dalam perjamuan kudus, yang mengutip perkataan Tuhan (Mat 26:27-28) "Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.”


Dalam sebuah perkawinan yang sifatnya sangat manusiawi, Yesus ikut terlibat untuk memberikan mujijat-Nya. Hal ini juga bisa kita pandang bahwa Yesus juga memberkati sbuah perkawinan. Karena ituah, perkawinan dalam gereja Katolik merupakan salah satu sakramen. Perkawinan adalah sesuatu ayng kudus. 

Di tengah pergumulan keluarga kita, seperti yang dialami pasangan di Kana ini yang baru menikah, meskipun anggur kita habis, Tuhan Yesusu menolong mereka dengan limpahan anggur berkat-Nya. Demikian kita dalam tiap kehidupan dan panggilan kita asing-masing, biarlah kita menyerahkan segala persoalan kepada Kristus. Di dalam pernikahan pasti banyak pergumulan yang kita alami. Namun, kita menyerahkan segala persoalan, kepada-Nya. Dia akan memelihara dan memimpin kita, karena Dia mengasihi kita, segala sesuatu dari Dia, oleh Dia, dan bagi Dia-lah kemuliaan untuk selama-lamanya.


Selamat kepada teman-teman para guru dan juga Tata Usaha yang perkawinannya di rayakan di Gereja Kana dalam ibadat ayng khidmat. Selamat juga untuk kita semua dalam menjalankan panggilan kehidupan kita.

(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar