Senin, 16 September 2019

JEJAK LANGKAH 15


JEJAK MESIAS DI TIBERIAS



Kami bergerak menuju Kota Tiberias, tempat kami bermalam selama dua malam untuk mengunjungi situs-situs sejarah penting tempat Yesus  berkarya dan banyak melakukan mujizat di tempat ini, seperti Kapernaum yang pada Jejak Langkah 14 (https://ursaminorblog.blogspot.com/2019/09/jejak-langkah-14.html)  yang  sudah diceritakan.


Tiberias ialah sebuah kota di utara Israel, di bantaran Laut Galilea. Penduduknya kebanyakan orang Yahudi dan berpenduduk seitar 39.900 jiwa. Kota ini dinamai demikian untuk menghormati Kaisar Tiberius dari Romawi dan didirikan pada tahun 20 Masehi.

Saat ini Tiberias adalah sebuah kota pariwisata di Utara Israel. Hampir setiap hari Shabat kota ini dipenuhi oleh penduduk Israel Yahudi untuk menikmati keindahan dan beristirahat di sana. Pada musim panas tempat ini menjadi jauh lebih ramai akan kunjungan wisatawan baik domestik maupun dari luar negeri.


Pusat Kota Tiberias dipenuhi dengan hotel, pusat perbelanjaan, dan restoran/kafe. Hotel tersebar di sepanjang pantai danau Tiberias. Terdapat berbagai nama besar grup perhotelan yang mendirikan hotel di sana, semacam Hilton, Accor, Golden Tulip, dan lain-lainnya.

Di sekitar kota Tiberias pun terdapat berbagai objek wisata penting yang umumnya berhubungan dengan wisata rohani umat Kristiani. Objek semacam Kapernaum, Tabgha, dan Bukit Sabda Bahagia maupun Gunung Tabor berada dalam jangkauan untuk dikunjungi selama berada di Tiberias. Banyak wisatawan dari Indonesia mengunjungi objek-objek tersebut sepanjang tahun. (Wikipedia.com)

Tiberias masuk ke wilayah Galilea. Di tempat ini ada sebuah danau yang sangat terkenal dan sering sekali disebut dalam Injil, yaitu Danau Tiberias atau Genesareth atau juga Danau Galilea. Saking besarnya ukuran danau ini maka sering disebut juga laut. Danau Tiberias atau yang lebih populer dengan sebutan Sea of Galilee (Laut Galilea) adalah danau yang berada di bagian utara Israel, di dekat dataran tinggi Golan dan 30 kilometer di sebelah timur kota Nazaret. Luasnya 166 kilometer persegi dengan kedalaman 43 meter. Terletak 211,315 m di bawah permukaan laut, danau ini merupakan danau air tawar terendah di dunia dan danau terendah kedua setelah Laut Mati (yang merupakan danau air asin). Danau ini diairi sebagian dari mata air di bawah tanah, meskipun sumber utamanya adalah sungai Yordan yang mengalir melaluinya dari utara ke selatan.

Danau ini bila tampak dari udara bentuknya seperti alat musik lira.


Selain penting sebagai sumber air minum bagi warga Israel, danau ini juga memiliki sejarah yang penting bagi kaum Yahudi dan juga Keristen. Bagi penganut agama Nasrani atau Kristen, danau ini juga memiliki sejarah yang sangat penting karena di sekitar danau inilah dahulu Yesus Kristus menghabiskan paling banyak waktunya untuk memberikan pelayanan atau mewartakan kabar gembira. Empat orang dari 12 murid utamanya adalah nelayan yang tinggal di sekitar danau ini.




Di Tiberias dan di sekitar  danau ini pula, Tuhan Yesus menunjukkan mukjizat-Nya, antara lain berjalan di atas air, menghentikan angin ribut dan memberi makan 5.000 orang hanya dengan 5 roti dan 2 ekor ikan. Oleh karenanya mayoritas peziarah yang datang ke danau ini adalah peziarah agama Kristen yang datang dari berbagai penjuru dunia.  


Ternyata bagi umat Muslim pun danau Tiberias mempunyai makna. Bagi Muslim Danau Galilea adalah danau yang akan menjadi tanda akhir zaman, karena danau inilah yang dimaksudkan dalam Hadis akan habis airnya diminum oleh Ya’juj dan Ma’juj jadi ketika airnya mulai berkurang dan semakin berkurang sampai kering, maka itulah pertanda akhir zaman telah tiba.  Salah satu hadits Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam yang diriwayatkan oleh Muslim menyebutkan bahwa salah satu tanda-tanda akhir zaman adalah mengeringnya Danau Tiberias yang diikuti dengan kemunculan Dajjal.

Ketika kami berkunjung ke danau ini,  kami sempat berlayar dengan kapal untuk menuju restaurant tempat kami makan di sebrang danau yang lain. Kami berangkat dari dermaga yang ada di Yigal Allon Center, Tiberias. Selama dalam pelayaran, kami diperbolehkan oleh awak kapal untuk mengibarkan bendera Indonesia, Sang Merah-putih  yang diiringi lagu Indonesia raya yang kami nyanyikan disertai dengan musik dari rekaman yang tersedia di kapal itu. Setelah bendera Merah Putih berkibar, kami dengan serentak juga menyanyikan lagu mars Ursulin Indonesia yaitu lagu Serviam.



Terharu rasanya dapat menyanyikan lagu kebangsaan di tanah Israel yang notabene tak ada hubungan diplomatik dengan Indonesia. Itulah keajaiban paket pariwisata bisa mengalahkan politik. 

Kami masih berdiri. Maka crew mengajari kami tarian Israel dengan diiringi lagu mereka. Menarilah kami. Masih kurang rasanya kalau kami belum menarikan tarian tanah air. Maka berkumandanglah  lagu Gemufamire dengan musiknya yang rancak dan menghentak mengajak semua orang bergoyang. Bergoyanglah kami di atas danau Galilea. Untung tak ada angin ribut seperti dalam cerita Al Kitab.

Sea of Galilee adalah danau sumber air tawar utama bagi Israel. Percaya atau tidak, danau ini merupakan danau air tawar yang paling rendah posisinya di permukaan bumi.  Saya lihat danau ini sangat besar, tetapi kalau dilihat dari ukurannya masih lebih besar Danau Toba (meski saya belum ke sana. Saya pasti ke sana).



Di danau besar ini sudah pasti banyak ikannya. Danau dengan lebar 13 kilometer dan panjang 21 kilometer itu memang sangat kaya ikan. ”Ada tujuh mata air panas yang mengalir ke Danau Tiberias. Maka, ada banyak ikan di sana”  begitu penjelasan Bishara ( guide kami yang lain). Menurut perkiraan, dari hampir 20 spesies ikan yang ada di Laut Galilea, hanya sekitar 10 spesies yang mungkin adalah jenis ikan yang Petrus tangkap. Salah satu ikan yang terkenal disebut dengan ‘ikan petrus’. Nama Petrus tentu tak asing lagi bagi orang Nasrani. Murid Yesus yang sangat terkenal dengan julukan  ‘ si Batu Karang’  itu adalah seorang nelayan yang mencari nafkah di danau ini. ‘Si Batu Karang’  itu adalah Petrus yang saat ini tahtanya dilanjutkan oleh para Paus. 



Sebetulnya ‘ikan petrus’ ini terhubung dengan peristiwa yang diuraikan dalam Alkitab di Matius 17:24-27. Di situ kita membaca bahwa sewaktu berkunjung ke kota Kapernaum di tepi Laut Galilea, Petrus ditanya apakah Yesus membayar pajak bait Allah. Belakangan, Yesus menjelaskan bahwa sebagai Putra Allah, ia tidak berkewajiban membayar pajak itu. Namun, agar tidak memberi sandungan bagi orang lain, ia menyuruh Petrus pergi ke laut, melemparkan pancing, mengambil ikan pertama yang muncul, dan membayar pajak bait dengan uang logam yang terdapat di mulut ikan itu. Nah ikan yang didapat oleh Petrus adalah jenis ‘ikan petrus’ yang dikenal sekarang.

Petrus sang nelayan,  murid Yesus memang sudah tiada sekarang, tapi ‘ikan petrus’  yang dipercaya juga dijala oleh Petrus sang nelayan dan disantap oleh Yesus dan para murid-Nya hampir 2000 tahun silam juga adalah jenis ikan yang kami santap siang itu di restoran  di tepi Laut Galilea. Itulah keajaiban paket wisata. 


Sebetulnya kalau di Indonesia ikan ini dikenal dengan ikan nila yang mirip dengan ikan mujair. Menu ikan Petrus disajikan bersama dengan kentang goreng yang renyah, roti tanpa ragi, nasi, irisan lemon,   dan salad khas Timur Tengah. Biasanya para wisatawan Indonesia akan  mengeluarkan ramuan ajaib khas Indonesia berupa kecap manis, sambal botol,  atau  saus untuk menambah kelezatan ikan Petrus. Dahulu ketika pertama kali ke Israel saya belum terbiasa dengan makanan sana. Namun, kali ini saya sudah terbiasa dengan rasa dan aromanya. Jadi tanpa tambahan apa pun saya sudah ‘ponyo’ sekarang. 


Puji Tuhan atas semua kenikmatan dan keindahan yang boleh disaksikan dan dirasakan.

(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani,  kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)

Link video yang setema: https://www.youtube.com/watch?v=nhq8gFL9Rck


Tidak ada komentar:

Posting Komentar