Minggu, 27 Oktober 2019

JEJAK LANGKAH 20


GEREJA TRANSFIGURASI - GUNUNG TABOR



Kita kembali menjejakkan kaki kita di tempat yang berikutnya dalam langkah perjalanan kita, yaitu Gunung Tabor.

Menurut satu tradisi Kristen, Gunung Tabor adalah lokasi Transfigurasi Kristus, tempat Yesus dimuliakan di atas gunung, berubah wajah menjadi bersinar-sinar dan kelihatan berbicara dengan Musa dan Elia. Kisah ini dicatat dalam Injil Sinoptik (Injil Matius, Injil Markus dan Injil Lukas), dan juga disinggung dalam 2 Petrus 1:16-18, tetapi tidak ada catatan mengenai identitas nama "gunung yang tinggi" itu. Identifikasi paling awal gunung tempat transfigurasi ini adalah dari Origen pada abad ke-3 Masehi. Juga disinggung oleh St. Cyril dari Jerusalem dan Hieronimus pada abad ke-4. Kemudian disebut dalam  Transitus Beatae Mariae Virginis pada abad ke-5. 


wikipedia.org menulis tentang Gunung Tabor ini: Gunung Tabor (Ibrani: הַר תָּבוֹר, bahasa Arab: جبل طابور‎; bahasa Yunani: Όρος Θαβώρ; bahasa Inggris: Mount Tabor) terletak di bagian selatan Galilea (Lower Galilee), di batas sebelah timur Lembah Yizreel, 11 mil (18 km) sebelah barat Danau Galilea, di Israel. Merupakan lokasi perang antara Barak dan tentara raja Yabin, yang dipimpin oleh panglimannya, Sisera selama masa pemerintahan hakim Debora pada pertengahan abad ke-14 SM. Diyakini oleh banyak orang Kristen sebagai lokasi Transfigurasi Kristus.[1] Juga dikenal sebagai Har Tavor, Itabyrium, Jebel et-Tur, dan The Mount of Transfiguration (Gunung Transfigurasi).
Ternyata nama Gunung Tabor sudah juga disebut dalam Perjanjian Lama. Gunung ini disebut pertama kali dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen dalam Kitab Yosua 19:22, sebagai batas wilayah tiga suku: Zebulon, Isakhar dan Naftali. Pentingnya gunung ini adalah karena dapat mengontrol persimpangan jalan utara-selatan dan timur-barat dari lembah Yizreel di Galilea secara strategis. Debora, seorang hakim dan nabi wanita Yahudi memanggil Barak dari suku Naftali dan memberikan perintah Tuhan, “Pergilah menuju gunung Tabor, dan bawalah sepuluh ribu orang dari suku Naftali dan Zebulon” (Kitab Hakim-hakim: Hakim-hakim 4:6). Turun dari gunung itu, orang Israel menyerang dan mengalahkan Sisera dan orang Kanaan. Pertempuran Gunung Tabor dalam Alkitab terjadi pada zaman Kitab Hakim-Hakim (tercatat dalam pasal 4 dan 5) antara pasukan Kanaan dari raja Hazor dan pasukan Israel pimpinan Barak dan Deborah.

Di puncak gunung ini terdapat Basilika Transfigurasi serta biara Fransiskan (OFM). Sejak abad ketiga Masehi di gunung ini telah berdiri tiga kapel yang dipersembahkan kepada Yesus Kristus, Musa dan Elia. Di zaman Perang Salib, ketiga kapel ini disatukan menjadi sebuah basilika yang indah. Tembok-tembok maupun bangunan kokoh yang berdiri sampai sekarang di puncak gunung ini, berasal dari abad ke-12 hingga abad ke-13.
Transfigurasi Kristus adalah peristiwa di mana Yesus dimuliakan di gunung, serta bertemu dengan Musa dan Elia di atas gunung itu. Muka-Nya bercahaya dan penuh dengan kemuliaan. Hal ini merupakan puncak spiritualitas dari Yesus. Pada waktu peristiwa itu, terdapat tiga murid Yesus bersama dengan Dia; Petrus, Yakobus dan Yohanes. Cahaya kemuliaan yang memancar dari wajah Yesus itu untuk memberikan pengajaran kepada para murid, bahwa di balik peristiwa yang menyedihkan yang akan dialami Yesus. Peristiwa yang akan membawa pada kemenangan, kemuliaan, bahwa di balik hinaan dan caci maki akan ada kemuliaan yang akan menguatkan para murid dalam kehidupan mereka dalam mengikuti guru (Yesus) mereka itu.

Peristiwa ini kemudian menjadi tradisi umat Kristen dalam menghayati salah satu peristiwa hidup Yesus Kristus. Waktu untuk melaksanakan transfigurasi ini berlangsung pada minggu sebelum merayakan Hari Raya Jumat Agung sebagai peringatan kematian Yesus. Transfigurasi ini dijadikan titik sentral dalam karya Yesus sebagai Mesias menurut rencana Allah. Peristiwa ini dapat diketahui dalam Alkitab pada Injil Matius 17:1-12, atau di Injil Markus 9: 2-13 atau di Injil Lukas 9: 28-36.


Di tengah-tengah dataran rendah, tanpa ditemani gunung yang lain, Gunung Tabor tampak sangat megah. Tingginya 588 m. Sambil memandang Gunung Tabor dan Gunung Hermon, pemazmur pernah berdoa, ‘Engkaulah yang menjadikan utara dan selatan, Gunung Tabor dan Hermon bersorak-sorai bagi-Mu’ (Mzm 89:13). Untuk sampai ke puncaknya, peziarah harus menempuh jalan yang berputar-putar dan membuat sedikit using, sebab melewati tebing-tebing yang curam. Puncaknya berbentuk datar sepanjang 1200 m dan lebar 400 m.
Hampir seluruh puncak itu dikelilingi dengan benteng yang didirikan pada abad XIII. Untuk sampai ke basilika yang terletak di puncaknya, harus lewat Gapura Angin (Bab al-Hawa) dari zaman Perang Salib. 

Ternyata gunung ini dipandang suci sejak Palestina masih sepenuhnya di bawah kuasa orang-orang Kanaan. Di sinilah mereka menyembah dewa Baal, dewa tanah, dan dewa-dewi pagan lain. Dalam Perjanjian Baru, nama gunung ini tidak disebut sama sekali.
Namun sejak abad III, menurut tradisi Kristen, di gunung inilah Yesus berubah rupa sesudah Petrus mengakuinya sebagai Mesias. Kisahnya dapat dibaca dalam Injil Matius, Markus dan Lukas (bdk. Mrk 9:2-13). Menurut tradisi Kristen gunung ini pula dipandang sebagai tempat perutusan para pengikut Yesus ke segala bangsa. (Mat 28:16-20).
Untuk mencapai puncak, kita harus melewati jalan yang berbelok– belok dan curam, bus yang digunakan selama perjalanan akan berhenti di area parkir yang terdapat di depan
terminal taksi. Dan selanjutnya kita akan menunggu taksi yang akan membawa kita ke puncak Gunung Tabor. 


Sejak abad III Masehi di gunung ini sudah ada tiga kapel yang dipersembahkan kepada Kristus, Musa dan Elia. Di zaman Perang Salib, ketiga kapel ini disatukan menjadi sebuah basilika yang indah. Tembok-tembok maupun bangunan kokoh yang berdiri sampai sekarang di puncak gunung ini, berasal dari abad XII-XIII. Basilika yang ada sekarang ini adalah hasil renovasi pada tahun 1919-1924 yang diadakan menurut rancangan arsitek Italia A. Barluzzi.

Basilika ini dibangun menurut gaya Siro-Romana. Dua menara di sebelah menyebelah tempat sentral basilika, didirikan di atas Kapel Musa dan Elia dari zaman dulu. Sebab menurut cerita Injil, setelah menyaksikan Yesus ditemani oleh Musa dan Elia, Petrus mengajukan usul agar di tempat itu didirikan tiga kemah (Mat.17:4). Ruangan sentral basilika ditutup dengan sebuah kubah yang dihiasi mosaik emas. Mosaik itu menggambarkan peristiwa perubahan rupa, kedua nabi di samping Yesus serta ketiga rasul yang menyaksikannya, yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes. Mosaik ini adalah karya A. Villani.
Di bagian bawah basilika terdapat sebuah kapel indah. Di belakang altar utamanya terdapat kaca artistik yang menggambarkan burung merak, lambang keabadian. Pada tembok kapel ini, dari kiri ke kanan, digambarkan empat perubahan lain Yesus, yaitu : kelahiran, Ekaristi, kematian dan kebangkitanNya. Di bawah kapel inilah ditemukan tanda-tanda penyembahan dewa Baal kuno. Di sebelah utara basilika ada Kapel Bunda Maria Tak Bernoda, sedangkan di sebelah selatannya – Kapel St. Fransiskus Assisi.

Di sebelah utara basilika dapat disaksikan reruntuhan biara OSB (St. Benedictus). Di sebelah tenggara basilika terdapat sisa mosaik dari zaman Bizantium serta menara indah yang dulu dipakai oleh tentara Islam. Puncak Gunung Tabor terbagi dua dan dipisahkan dengan tembok.

Bagian selatan adalah milik para Biarawan OFM, sedangkan bagian utaranya – milik gereja Ortodoks Yunani. Di tempat milik Ortodoks Yunani itu berdiri Gereja St. Elia yang telah dibangun di atas reruntuhan sebuah gereja dari zaman Perang Salib.
Pada tahun 1183, pasukan Saladin, karena tidak berhasil memasuki biara Katolik, memasuki biara Ortodoks serta merampasnya habis-habisan sambil membunuh banyak biarawan. Di sebelah barat gerejanya, para biarawan Ortodoks menunjukkan sebuah gua yang dulu konon didiami oleh Imam Melkisedek.

Di kaki gunung ini terletak desa yang dalam kitab Yosua 19:12 disebut Dobrat dan kini bernama Dabburiya. Kiranya di desa inilah para rasul menunggu Yesus yang pergi ke puncak bersama tiga rasul pilihanNya. Sambil menunggu Yesus, para rasul itu diminta menyembuhkan seorang anak, tetapi mereka tidak berhasil (bdk. Mrk 9:14-29). Di pusat desa ini ditemukan reruntuhan gereja (22 m panjang dan 10 m lebar) yang dulu berdiri di sini untuk memperingati peristiwa tersebut. Tiga kilometer dari Gunung Tabor ke arah selatan, terletak desa Nain. Di situ Yesus membangkitkan putra seorang janda (Luk 7:11-17). Untuk mengenang peristiwa itu, di Nain berdiri sebuah gereja kecil.
Letaknya yang unik menjadikan gunung ini mudah dikenali dan menjanjikan pemandangan menarik bagi yang mengunjunginya. Secara tradisional, Gunung Tabor diyakini sebagai tempat terjadinya transfigurasi Yesus. Kisah mencengangkan ini dicatat dalam Mat. 17:1-8, Mrk. 9:2-8 dan Luk. 9:28-36. Saat itu para murid yang menyertai-Nya melihat Yesus berubah rupa. Wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya putih bersinar laksana terang. Setelah itu Dia nampak bercakap-cakap dengan Musa dan Elia. Peristiwa tersebut jelas bukan sesuatu yang biasa karena secara tegas membuktikan keilahian Yesus.
Di puncak gunung itu, terdapat Gereja Transfigurasi yang dibangun dengan tiga bagian. Sebuah basilika yang diapit oleh dua kapel di kedua sisinya. Ketiga bagian ini mengingatkan kita akan pernyataan Petrus untuk membangun tiga kemah, satu untuk Yesus, satu untuk Elia dan satu lagi untuk Musa.


Pada bagian kanan adalah Kapel Elia. Di dindingnya terdapat lukisan Elia yang sedang berdoa dan nyala api turun dari langit melahap kurban yang telah disediakan di atas mezbah (1 Raj. 18:20-46). Di bagian kiri terdapat Kapel Musa. Musa dilukiskan dengan kedua tangan memegang dua loh batu (Kel. 20 :1-17).

Sejak abad ke-3 di gunung ini sudah ada tiga kapel yang dipersembahkan untuk Yesus, Musa dan Elia. Pada zaman Perang Salib, ketiga kapel ini disatukan menjadi sebuah basilika yang indah. Tembok-tembok maupun bangunan kokoh yang berdiri sampai sekarang di puncak gunung ini, berasal dari abad ke-12.
Basilika yang ada sekarang ini adalah hasil renovasi yang diadakan antara tahun 1919-1924 menurut rancangan seorang arsitek Italia, Antonio Barlucci. Di belakang altar utamanya terdapat kaca dengan gambar burung merak, yang merupakan lambang keabadian. Pada tembok kapel ini, dari kiri ke kanan, digambarkan empat perubahan Yesus yang lainnya, yaitu: kelahiran, perjamuan terakhir, kematian dan kebangkitan-Nya. Di sebelah utara basilika ada Kapel Bunda Maria Tak Bernoda, sedangkan di sebelah selatannya terdapat Kapel St. Fransiskus Assisi.
(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani,  kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga Besar Santa Ursula BSD.)
Link video yang mendukung: https://www.youtube.com/watch?v=3P87cIddVaU

Tidak ada komentar:

Posting Komentar