Selasa, 15 September 2009

BERKAT DI SAAT YANG TEPAT

Kekosongan setelah kepergian salah satu anggota keluarga dari rumah untuk menetap jauh di negri orang, memang sangat terasa. Sepertinya ada sesuatu yang hilang dan tak lengkap. Nah, perasaan itu terus ada menggelayut bersama kami.

Namun, rupanya Tuhan mempunyai caranya yang ajaib untuk menghibur kami sekeluarga. Pada saat kesepian dan kekosongan melanda rumah kami yang mungil, tiba-tiba Tuhan memberikan berkatnya pada saat yang tepat. Bagi keluarga kami itu berkat. Bagi keluarga adik iparku, mungkin itu kutuk atau masalah. Apa pasal?

Adik ipar mempunyai anak asuh yang dibiayai tiap bulannya. Anak asuh ini tinggal di sebuah panti asuhan yang dikelola para bruder (biarawan katolik) di Lenteng Agung. Rupanya anak asuh ini dicap nakal dan tukang bikin onar. Sekarang anak ini sudah kelas 8 SMP, seharusnya kelas 9, tetapi tahun kemarin tinggal kelas. Singkat cerita anak ini diusir, halusnya disuruh pergi dari panti dan dipercayakan pada keluarga yang membiayai untuk diasuh.

Karena adik iparku masih mempunyai dua anak yang masih perlu mendapatkan pendampingan ( duduk di SMA, SD, dan TK), maka agak keberatan menerima anak ini. Mereka berpikir mau dikirim ke panti asuhan lain yang ada di Yogya. Nah, kami pikir kalau anak ini dipindah dari panti satu ke panti yang lain, jalan ceritanya pasti akan tidak seru. Ya… karena aku guru dan tahu sedikit psikologi anak, maka alangkah lebih eloknya kalau anak ini justru diberikan vitamin yang belum pernah dia dapatkan selama ini. Vitamin itu adalah vitamin C dan K dibaca: CINTA KELUARGA.

Akhirnya, sekarang kami mempunyai pendatang di rumah kami yang mungil ini. Kami jadi berempat lagi, eh berlima dengan Copi, si anjing yang setia. Sementara satu anggota keluarga anakku yang sipit itu, sekarang berada nun jauh di Khaosiung. Jeneng opo toh kuwi? Kayaknya Metta cocok di sana karena penampilan dia yang putih dan bermata sipit.

Nama anggota keluarga kami yang baru adalah Renee (rene, e yang pertama diucapkan seperti pada kata erang dan e yang paling akhir dibacanya e seperti membaca pada kata eling). Nama itu mengingatkan pada salah satu sepupu Bob (suamiku) yang ada di Belanda dan sekarang sudah pass a way.

Renee penampilannya kurus, hitam, tangannya kecil, kakinya kecil, juga keseluruhan badan kecil, muka tirus, dan agak tinggi. Dia seorang anak yang kidal. Sungguh dia adalah salah satu contoh konkrit produk oarang OTAK KANAN! Ciri-ciri yang aku pelajari tentang tipe dengan otak kanan semuanya persis ada pada dia. Ini manusia langka. Kebanyakan dari kita terlalu otak kiri. Bagiku ini sesuatu yang baik dan ajaib adanya.

Dia selalu dicap nakal, tak bisa diatur, bandel, dll. Aku kok berpikir berbeda ya. Entahlah mungkin aku ini orang yang suka beda sendiri. Tapi untung bojoku pikirannya sama denganku. Maklum ada banyak persamaan aku kira antara sifat Renee dengan sifat Bob kecil. Selama ini daftar ul;ahnya sudah diberikan pada kami. Kami diberi pesan sponsor untuk mendidik dia dengan tangan besi. Aku kok tidak sependapat ya. Mentang-mentang aku guru di sekolahan Katolik harus mendidik anak seperti seorang suster zaman kolonial dulu.

Aku berpendapat anak ini lebih baik diajak omong, Tanya jawab, diskusi, diminta pendapatnya, atau seperti biasalah yang selama ini aku lakukan pada Metta dan Aga. O, ya Aga senang ada Renee karena dia punya teman. Hobi mereka sama main gitar dan main game serta baca komik on line One Peace. Memang bocah… tetep aja bocah.

Kami berharap kami bisa menjadi orang tua asuh yang baik bagi anak ini. Kami bisa menjadi keluarga yang bisa memberikan vitamin C dan K untuk hidup dia. Mohon doa dari teman-teman, sahabat, dan juga murid-muridku yang suka mampir ke blog ini.

Doa yang kami mohon dengan segera adalah agar Renee bisa diterima di SMP Starada Vila Melati dan urusan surat pindahnya lancar. Kan sekolahnya dekat dari rumah, tinggal naik sepeda. Anaknya sudah semangat pengen segera masuk sekolah. Tapi suratnya belum keluar menunggu brudernya yang pergi ke Belanda. Baru pulang tanggal 15 Oktober 09. Ya… ampun kok masih lama ya?


(Teh Nung yang sedang belajar menjadi ibu asuh yang baik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar