Jumat, 08 Desember 2017

Melayani dengan Kerendahan Hati


(Asrama Providentia, Bandung)
RENUNGAN
Minggu, 10 Desember 2017HARI MINGGU ADVEN IIYes. 40:1-5,9-11; Mzm. 85:9ab-10,11-12,13-14; 2Ptr. 3:8-14; Mrk. 1:1-8


Pada masa saya bersekolah di SPG (Sekolah Pendidikan Guru) di St. Angela, Bandungpada   tahun   1980-an,   saya   mengenal   seorang   biarawati   dari   Ordo   Ursulin.   Beliau bernama Sr. Krisentia, OSU (almarhum). Saya sangat terkesan dengan Sr. Kris, begita para   asramawati   memanggil beliau. 
(Rumah St. Angela di Jl. Supratman, Bandung)

Mengapa   saya   terkesan   pada   beliau?   Sebagaiseorang   warga   negri   belanda,   dia   rela   menanggalkan   kewarganegaraannya   untuk menjadi WNI. Beliau pernah menyatakan, “Tidak masalah saya makan dengan sambal saja. Asal saya bisa melayani di Indonesia.” Beliau melayani sebagai suster Ursulin bukan di tempat mentereng dengan sekian jabatan struktural. Beliau melayani di dapur,di kebun, dan di kandang anjing. Namun, beliaulah yang akan dicarai para asramawati pada saat kami galau dan menghadapi permasalahan kami. Beliau adalah ibu yang siap memberikan seluruh dirinya bagi kami.  Sr Kris melayanai dengan kerendahan hati.
Hal ini juga yang dilakukan oleh tokoh kita pada minggu ini, yaitu Yohanes atau Yahya Si Pembaptis. Perlu diketahui bahwa nama Yahya tercatat juga dalam Al Quran. Inilahyang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.Aku membaptis engkau dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus (Mark. 1: 7-8). Yohanes adalah penyedia jalan bagi yang akan hadir kemudian yaitu Yesus Kristus.     Yohanes dikenal dengan kesederhanaan, kejujuran, dan  dan keberanian dalam pelayanannya.
Seorang   penyair   dan   apologet   Kristen   yang   bernama   C.S.   Lewis   pernah   berkata,"Kerendahan   hati   yang   sejati   bukanlah   merendahkan   diri   sendiri,   melainkan   tidak memusatkan   perhatian   pada   diri.”   Hal   ini   pula   yang   diperlihatkan   oleh   Yohanes Pembaptis.   Kalau Yohanes mau, ia bisa saja membanggakan diri atas keberhasilan dan ketenarannya. Namun ia tidak  mengambil kemuliaan itu untuk dirinya. Ia justrumengembalikan popularitas dan kemegahan itu kepada yang seharusnya menerima. Ditengah popularitasnya, ia memberitahu kepada orang banyak bahwa ada Pribadi lain yang   jauh   lebih   berkuasa   dan   lebih   mulia,   sampai   membuka   tali   kasut-   Nya   pun  ia   tidak   layak.  
Ternyata   Yohanes   Pembaptis   bukan   hanya   sederhana   di   dalam penampilan, tetapi juga rendah hati dalam pelayanan. Hal ini  disebabkan karena ia menyadari  dengan   sunguh   bahwa   dirinya  bukanlah   tokoh   utama,   melainkan   hanyautusan   yang   mendahului   kedatangan   sang   tokoh   utama,   yaitu   Yesus   Kristus.      Dalam pelayanan, terkadang kita lupa bahwa sesungguhnya diri kita hanyalah utusan. Kita seharusnya menunjukkan kepada orang lain tentang siapakah Yesus yang adalah Juru Selamat kita. Yang terjadi justru sebaliknya, yaitu kita menunjukkan keberhasilan pelayanan agar kita mendapat pujian dari orang lain.
Ketika pelayanan kita berhasil  dan dikenal banyak orang, masih bisakah kita mengembalikan segala kemuliaan hanya untuk   Tuhan?   Atau   kejadian   lain   adalah   melayani   untuk   tujuan   mempromosikan dagangan saya kepada umat lain. Tujuan yang mempunyai tendensi seperti itu kuranglayak.   Seandainya   memang   terjadi   bahwa   nama   seseorang   jadi   besar   karena pelayanan dan dagangannya jadi laris karena dibeli oleh panitia acara di gereja atau umat   lain,   itu   merupakan   berkat.   Bukan   tujuan.   Nilai   spiritualnya   berbeda.  
Bila pelayanan tujuannya  untuk hal yang duniawi, maka kita akan hanya dapat itu saja. Namun,   ketika   tujuannya   yang   spiritual,   maka   segalanya  akan   ditambahkan   Tuhan untuk   kita.   Karena   itu,   marilah  kita   melayani  dengan   rendah   hati   karena   Dia   yang datang dari Bapa pun melayani dunia dengan rendah hati sampai kesudahan-Nya.
(Ch Enung Martina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar