Rabu, 13 Desember 2017

SPIRITUALITAS DALAM KITAB KAMASUTRA



Bila kita mendengar kata kamasutra, pikiran orang langsung tertuju pada sebuah buku atau kitab  yang berisi tentang sex. Pendapat umum kamasutra  merujuk hampir semua buku yang mengutas tentang aturan-aturan bercinta. Memang secara harfiah, pengertian kamasutra adalah ajaran atau aturan mengenai gairah. Tentu gairah yang dimaksud disini adalah gairah seksual. Merujuk pada istilah kamasutra umum ini, ada banyak kamasutra lain yang tersebar di wilayah Asia. Seperti, kamasutra India, kamasutra Arab, kamasutra Cina, hingga kamasutra Jawa.
Pada tulisan ini, saya akan mengetengahkan The Book of Love yang berasal dari India. Kamasutra India   sebenarnya merujuk pada sebuah kitab Kamasutra yang ditulis oleh Vatsyayana sekira 1800 tahun silam. Kama adalah keinginan, sedangkan sutra bermakna suatu metode/formula. Jadi Kamasutra sendiri dapat diartikan sebagai metode/formula bagaimana memaknai kehidupan sebagai sebuah seni dalam menyalurkan keinginan manusia dari yang terbawah (seks) menuju pada kemuliaan (cinta) dan mengapai keillahiaannya (kasih).
Menjelaskan tema seputar seks bagi masyarakat berbudaya timur kadang tidak segamblang menanamkan pengertian, misalnya tentang adab dan sopan santun atau sejumlah mata pelajaran umum seperti matematika, biologi atau fisika. Rasa tabu dan sikap pakewuh kerap menyertai suasana pembahasan tentang seks.

Karena itulah Kitab Kamasutra pun menjadi hal yang kontroversi. Sebetulnya Kamasutra India ditujukan untuk keharmonisan dan keserasian pasangan dalam hubungan seks. Pembahasan seks dalam Kamasutra yang ditemukan kembali oleh Resi Vyasa ini hanya mengulas satu bab saja tentang berbagai postur-postur sanggama. Bab-bab  yang lainnya berbicara lebih kepada arah relasi antara pasangan.  Jadi seks dalam kamasutra bukan hal yg diutamakan, tetapi relasi yang membawa pada persatuan 2 jiwa menuju yang lebih luhur itu  sangat penting. Postur-postur dalam kamasutra bertujuan utk menjadikan pasangan suami istri tidak mengalami kebosanan, serta dapat melakukan eksplorasi mengeluarkan segala " keliarannya" dng cara yg beradab.
           Kamasutra bicara secara holistik. Di dalam Kamasutra diajarkan bagaimana mencapai kepuasan lewat persatuan lelaki dan perempuan. Diulang kembali persatuan antara lelaki dan perempuan! Ini penting berkaitan dengan keseimbangan energi yang berasal dari alam semesta.  Namun kepuasan tersebut tidak hanya kepuasan fisik semata tapi juga utk mencapai kepuasan dari 5 lapisan kesadaran dari manusia. Lima lapisan kesadaran manusia mulai dari fisik, energi, mental, intelegentia, dan spiritual.
Seks adalah seni. Jika tidak dipahami secara tepat,maka perbuatan seks seorang dua anak manusia tidak lebih baik dari hewan.Karena manusia merupakan mahluk yang dianugerahi dengan potensi untuk terus dikembangkan.
           Kamasutra berbicara tentang kebebasan yang tidak bisa dibakukan. Dibutuhkan pengetahuan yang benar dan tepat tentang seks dan kesehatan. Pendidikan yang benar dan relevan tentang seks. Di Indonesia sejak zaman dahulu pendidikan seks ini telah di ajarkan oleh para resi-resi kerajaan. Candi Cetho dan Sukuh merupakan candi tempat  untuk belajar  Kamasutra, tentang bagaimana   menjalin  hubungan yang sehat dan 'nonviolence' (berkualitas).
Pemahaman masyarakat akan seks hanya sebatas untuk memenuhi kāma (keinginan nafsu birahi). Sehingga ini merupakan pemahaman yang dangkal. Apabila diperdalam pemahaman tentang kāma, dapat diketahui bahwa dalam ajarana agama Hindu khususnya yang terdapat pada pustaka Hindu yaitu Kāma Sūtra menyatakan bahwa seks bukan hanya sekadar untuk pemenuhan terhadap kāma dalam wujud nafsu, melainkan bagaimana menjadikan kāma sebagai wujud cinta dan kasih. Dengan demikian kāma dalam wujud cinta dan kasih akan membawa seseorang pada tingkat yang tertinggi yaitu untuk mencapai tujuan hidup yang paling utama (moksa) atau penyatuan (unity) antara jiwa (atman) dan Tuhan (Brahman).

            Pengetahuan serta pendidikan seks dibutuhkan sehingga tidak terjadi salah arah, mengartikan kebebasan seks sebagai sebuah kebebasan yang tanpa norma aturan/menggunakan aturan agama sebagai dalih pembenaran. Kebebasan yang tidak bertanggung-jawab ini akan membawa manusia turun ke bawah dalam tataran sebagai manusia yang utuh dan mulia. Pengetahuan yang menyeluruh dalam seni kehidupan kamasutra akan membawa manusia menjadi pribadi yang dewasa. Seks dipahami bukan sekedar pelepasan nafsu semata,namun juga dihayati dan dirasakan sebagai penyatuan jiwa. Ada entitas yang lebih tinggi daripada sebuah kenikmatan sekejap
Menurut  beberapa sumber yang saya baca hal yang ingin diungkapkan oleh Vatsyayana dalam Kāma Sūtra sesungguhnya memberikan gambaran bagaimana manusia dapat mencapai sadhana (tingkat/fase/aspek) spiritual melalui penyatuan (unity) tubuh dengan disiplin spiritual. Untuk mencapai disiplin spiritual, maka harus dilakukan dengan penuh etika. Sehingga dalam Kāma Sūtra hubungan badan itu merupakan pro kreasi, yaitu memperoleh keturunan yang baik (suputra), juga mencapai nilai spiritual luhur,  bukan rekreasi, hanya untuk mencari kesenangan nafsu (kāma) belaka.
           Puncak tertinggi dari sebuah pertemuan atau ikatan manusia dalam perkawinan adalah bagaimana mengembangkan tiap pribadi sesuai dengan potensinya. Saling mendukung,saling mensupport dalam kebaikan-kebaikan yang tetap membuat setiap individu tetap dengan keunikannya yang khas. Inilah persahabatan yang sungguh indah. Demikianlah dari anak tangga seks, manusia dilembutkan dengan cinta antara dua hati dalam geraknya mencapai keilahian yang tak terbatas.
Untuk mencapai spiritual seseorang harus mampu mengubah kāma dalam wujud nafsu menjadi kāma dengan penuh cinta dan kasih. Seseorang yang mampu mengubah kāma dalam wujud cinta dan kasih, maka dia sesungguhnya sudah memiliki kesadaran Tuhan. Segala ungkapan cinta kasih dengan kesadaran Tuhan itu dipersembahkan. Hal itulah yang menjadi kekuatan (spiritual) bagi seseorang yang sudah mampu mencapai kāma dengan penuh cinta dan kasih. “Hasil dari semua perkawinan yang baik adalah cinta kasih (Maswinara, 1997 : 165)”. Itu yang dikatakan I Wayan Winara dalam bukunya Kamasutra.

Dalam sebuah perkawinan sexualitas itu penting. Sex merupakan bagian dalam sebuah perkawinan. Dengan begitu kita bisa melihat dalam Kāma Sūtra bahwa suatu perkawinan adalah untuk membangun cinta kasih dalam suatu keluarga. Perkawinan yang penuh dengan cinta kasih akan membawa keluarga tersebut dalam kebahagiaan. Hal ini tidak terlepas dari bagaimana seorang suami istri membangun kehidupan yang selaras dan harmonis.

Demikian yang saya baca tentang Kamasutra.
(disarikan dari berbagai sumber- Ch. Enung Martina)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar