Jumat, 31 Juli 2009

PUISI UNTUK METTA

Suaramu mengukir kesan di kalbuku
Gadis mungil kesayangan bunda
Gadis centil pusat hidup ayah
Yang selalu tersenyum dan berujar dengan mulut bawelmu

Kamu akan tetap menjadi gadis kecilku
Pipi bakpaumu yang memerah
Gigi susumu yang mengkilap
dan mata sipitmu yang bercahaya

Kita punya segudang kenangan dari main boneka monyet sampai dora emon
dari petak umpet sampai kucing-kucingan
semua pernah kita mainkan

Masih segar dalam ingatan saat haid pertamamu
kau datang padaku dengan segudang tanya tentang kodrat perempuan
darah haid pertamamu membawa tanda padaku
bahwa sosokmu bukan lagi gadis kecilku

Hari bergulir, waktu berpacu
dan kita sama-sama sibuk
kau mencari ilmu untuk bekal hidupmu
aku mencari nafkah untuk kau sekolah

Tangis dan tawa kita nikmati bersama
kita berpetualang dan bergosip
kita berdiskusi tentang dua lelaki di rumah kita
yang terkadang cerewet dan egois:
ayahmu dan adik lelakimu, suamiku dan anak lanangku

Kau dan aku sama-sama tukang mimpi
kita dua perempuan yang terlalu bersemangat
seolah dunia hanya ada dalam genggaman
dan terkadang kita lupa kenyataan

Sebentar lagi jarak yang merentang akan memisahkan kita
kita tak lagi bersama menghirup atmosfir dari rumah kita
kau di negri orang aku di negri kita yang meski bagaimanapun keadaannya
aku tetap mencintainya, kau juga aku rasa
kau akan menggapai impianmu
impian kita
yang tak akan bisa kuraih karena ini bukan waktuku
bintangku hampir meredup
bintangmu kini yang siap bersinar

Impianmu dan impianku sama
menaklukkan dunia dalam genggaman jemari
pesanku: jangan kau pernah menyesal
dengan langkah yang telah kau ambil
berjalanlah terus dengan waspada
Tuhan sedang menulis lurus pada garis bengkok hidupku
yang terpapar dalam cacatan hidupmu

Ingat, ini tidak hanya sekedar impianmu
Tapi juga milikku
Takdir luhur kita menjadi perempuan
Pada tangan kita ada kehidupan
Yang akan kita hidupi dan pelihara dengan cinta
Dan juga nyawa sebagai taruhannya

Hingga sampai pada satu titik nanti
Kau akan mengerti
Rancangan-Nya untuk mu berada di atas rancanganmu
Di sanalah kau akan bertemu dengan cinta sejatimu
Yang akan kau perjuangkan dengan penuh kehormatan

(Teh Nung: puisi ini kutulis untuk anakku terkasih Metta yang akan pergi ke Taiwan melanjutkan studinya di sana. Kutuliskan dengan segenap doa dan cinta)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar