Kamis, 23 April 2009

REFLEKSI MALAM JUMAT LEGI

SABAR FEAT IMAN
Banyak orang yang awalnya bersemangat dalam imannya, tetapi lama kelamaan terpuruk di dalam kekecewaan dan kelesuan iman. Salah satu alasan yang banyak ditemuai adalah ketika apa yang kita imani tak kunjung menjadi suatu kenyataan.

Ketika seseorang beriman, maka ia harus melakukan tindakan iman yang nyata, karena itu adalah tindakan iman yang nyata, karena itu adalah pintu untuk membuka pintu mujizat. BERSABAR adalah salah satu tindakan iman. Karena itu menantilah dengan sabar. Kalau kita melakukan sesuatu untuk membuat janji Allah terjadi, maka percayalah bahwa pekerjaan itu tak akan sia-sia. Bahkan dapat mengakibatkan permasalahan baru. Seperti pada kisah Abraham yang menantikan keturunan. Ia menikahi Hagar untuk membuat janji Allah terlaksana dan ia memperoleh Ismail. Justru hal itu mendatangkan masalah baru.

Hanya orang yang tahu dengan pasti bahwa yang dinantinya dengan sabar akan diterimanya, maka ia dapat bersabar. Iman membutuhkan kesabaran untuk melihat mujizat. Pada saat kita sedang menunggu janji Allah akan terjadi, itu merupakan masa yang sangat rentan bagi kita.Rentan untuk kehilangan kesabaran dan gangguan iman.

Jangan remehkan sebuah penantian. Penantian akan menguras segala energy. Karena itu, tetaplah kuat pada saat penantian janji-Nya.
Mazmur 27: 14:
Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan!

Agar kita tetap memiliki kekuatan pada saat penantian, maa segarkanlah hati dan kuatkanlah iman dengan berdoa an membaca serta memahami firman-Nya.

Iman adalah sebuah kekuatan yang dapat menaklukan apa saja. Iman juga dapat menaklukkan apa yang tak dapat ditaklukkan oelh manusia, yaitu PROSES WAKTU. Tunjukkanlah iman kita dalam kesabaran menantikan apa yang kita butuhkan dan kita rindukan. Dia punya ukuran waktu-Nya tersendiri. Dan waktu-Nya sangat tepat untuk kita. Bila kita sabar sampai janji-Nya tiba, maka kita memiliki iman yang teruji.
Setelah kita dipenuhi oleh iman, maka iman tersebut akan memuntut kita untuk melakukan sesuatu yang membuat apa yang kita imani menjadi nyata.

Bersabar itu memang tidak enak dan banyak tantangannya hingga kita menyerah pada ketidaksabaran kita. Namun, bila kita selalu mengenangkan janji Allah pada akhir penantian kita, maka kesabaran kita tidak akan sia-sia.

Demikian juga aku, aku harus banyak belajar untuk bersabar dalam menghadapi berbagai hal. Rasanya emosiku terkadang akan meledak rasanya. Namun, belajar untuk bersabar mengendalikan diri itu harus selalu kita lakukan.

(Teh Enung anu bageur tea)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar