Senin, 01 Juli 2019

JEJAK LANGKAH 1


SELAMAT DATANG DI TEL AVIV

(pic. pixabay.com)


Siapa yang tak kenal kota maju Tel Aviv? Tel Aviv adalah sebuah kota pesisir dan merupakan sebuah kota metropolitan di Israel. Saya ingin bercerita tentang pengalaman saya ketika tiba di kota ini. Sebagaimana kita ketahui bersama, Indonesia yang mendukung kemerdekaan Palestina tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Bagi beberapa orang Indonesia mungkin agak jengah kalau berbicara tentang Israel. Karena hal yang sifatnya sangat subjektif itu, maka  banyak yang menolak argumen yang mengatakan jika Tel Aviv adalah salah satu kota terbaik dunia. Alasannya sudah jelas lantaran kota ini adalah salah satu cakupan wilayah dari negara yang paling tidak disukai di seluruh dunia, lebih-lebih orang Indonesia. Namun, mari kita berliterasi dengan objektif karena kita orang yang cerdas. Biarlah masalah politik dibicarakan oleh mereka yang memang bagiannya, sementara yang suka keindahan mari kita melihat juga dari porsi yang sesungguhnya.


Kota di pesisir pantai, Tel Aviv, berada di sepanjang pesisir Mediterania nan berkilauan bak kristal mutu manikam yang elok. Kota ini merupakan praja pesisir yang semarak dan bebas serta siap menghadirkan saat-saat menyenangkan bagi para pengunjungnya. Kota ini mengutamakan prinsip sekularitas dan hedonistic. Karena itu,  ranah budaya Tel Aviv  berkembang pesat mengunggulkan sejumlah galeri seni, butik memesona, dan restoran berkelas yang terletak di antara deretan gerai kaki lima nan fenomenal. Para pemilik harta dunia (turis berduit) usai berpesta sepuasnya, terjunlah mereka di salah satu pantai berpasir putih dengan berpanorama menawan yang berjajar di sisi barat kota ini. Sungguh suatu kenikmatan dunia nan fana!

Patutlah  diakui Israel jago dalam berbagai hal, termasuk membangun Tel Aviv menjadi salah satu kota  unik di antara ratusan kota lain di dunia. Kecanggihan teknologi, wisata alamnya, seninya, tatakotanya, para pemuda nan tampan, para gadis yang mempesona, kehidupan yang serba nyaman, dan keelegenanan penampilannya. Itu sebagian gambaran kehebatan kota berpantai ini.



Tel Aviv dihuni oleh sekitar 430. 000 jiwa.  Kota ini  didirikan pada tahun 1909 sebagai Ahuzat Bayit, lalu nama kota diubah menjadi Tel Aviv, yang berarti 'bukit musim semi'. Baru-baru ini Tel Aviv disebut-sebut sebagai salah satu kota termahal di dunia. Mr. Shadi, tour leader local kami di Israel mengatakan gaji/pendapatan di Tel Aviv 10 kali lipat di kotanya (Kana). Namun, hidup di kota ini sangat mahal.

Kota Tel Aviv hingga kini diakui PBB dan negara-negara lain sebagai ibu kota Israel, meskipun Pemerintah Israel kini berada di Yerusalem. Uniknya, Israel sendiri tak menganggap jika kota ini sebagai ibu kota mereka.

Dilihat dari sisi perekonomian, Tel Aviv adalah center untuk startup teknologi dan properti mewah, menjadikannya lokasi utama bagi miliarder Timur Tengah untuk tinggal. Karena itu, banyak rumah miliarder  berada di kota ini. Selain itu, kota ini menjadi  pusat perbelanjaan dan bisnis yang ditemukan di kawasan Rothschild dengan  tampilan arsitektur Bauhaus. Menurut gossip yang saya baca. Salah satu miliarder yang tinggal di Tel Aviv adalah Shari Arison pewaris Eyal Ofer Real Estate dan wanita terkaya di Israel. Dengan setengah dari total populasi di kota ini adalah miliarder Israel bahkan ada dari luar Israel. Pada 2018, Israel adalah rumah bagi 106 miliarder dengan kekayaan bersih rata-rata $ 1,07 miliar (Rp 15 triliun).

Tel Aviv terletak 1 km dari Kota Yerusalem, dan berada di sepanjang pantai Laut Mediterania. Kota ini berada dekat dengan dua bandara utama Israel, yaitu Bandara Internasional Ben Gurion dan Bandara Sde Dov. Namun, saya tidak menginjakkan kaki di Bandara Sde Dov krena kami masuk melalui Ben Gurion.



Tel Aviv adalah salah satu kota paling hi-tech di dunia. Karena itu, perusahaan besar dunia juga banyak bermarkas di sini. Perusahaan raksasa teknologi seperti Google juga telah membuka kantornya di kota ini. Selain Google, ada banyak perusahaan besar memiliki kantor di Tel Aviv. Seperti Facebook, Microsoft, dan Intel menggunakan kantor mereka di Tel Aviv untuk penelitian dan pengembangan perusahaan mereka.

Tak hanya gemerlap kemewahan yang ditawarkan kota indah Tel Aviv. Berikut fakta menarik lainnya dari kota termewah di dunia Tel aviv yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (7/5/2019) bahwa Tel Aviv”

Kota Hijau yang Sangat Nyaman : Tel Aviv punya satu julukan unik yakni Green City. Di sini memang kita akan selalu menemukan area hijau walaupun dekat dengan pantai. Lantaran banyak sekali areal hijau di sini, maka warga akan selalu mendapatkan supply oksigen melimpah yang menyegarkan. Pemerintah kota ini juga membatasi jumlah kendaraan dan lebih menganjurkan masyarakat untuk berjalan kaki atau memilih bersepeda. Saya melihat banyak orang menggunakan sepeda di sini. Sepeda yang juga nampak sangat keren. Pastinya ada rupa ada harga.

Kota Multikultural Tanpa Diskriminatif: Tel Aviv sebagai salah satu kota terbesar di Israel mungkin identik dengan penduduknya yang mayoritas Yahudi. Namun siapa sangka jika kota ini ternyata multikultural alias dihuni banyak etnis. Tak cuma bangsa Yahudi, di Tel Aviv kita bisa bertemu dengan bangsa Arab, Asia,  Eropa, Afrika dan juga lainnya yang saya tak yakin mengenalnya. Soal keberagaman dalam kepercayaan, Tel Aviv dikatakan sebagai kota yang tingkat toleransinya tinggi. Masyarakat setempat selalu menghormati setiap kepercayaan. Nampak juga orang-orang Muslim dengan pakaiannya mereka yang khas juga berlalu lalang di sini.

Kotanya Para Jenius: Israel sudah terbukti teknologinya mendunia. Sehingga bukan hal yang mengherankan jika salah satu kota besar mereka pun gila akan hal-hal seperti ini. Salah satunya adalah fenomena menjamurnya Start-Up. Percaya atau tidak, di Tel Aviv setidaknya ada sekitar 600-an Start-Up yang diciptakan oleh warganya dan kemungkinan akan terus bertambah. Salah satu hasil karya mereka yang paling fenomenal adalah Waze yang sudah dipakai oleh sekian juta orang.

Tel Aviv Punya Pusat Hiburan Malam yang Tak ada Matinya: Karena berada di kawasan Mediterania, Israel adalah sekutu negara barat. Sehingga dalam kehidupan sosial, tentu saja hampir tak ada bedanya mereka dari negara karibnya. Salah satunya adalah klub malam yang berdiri banyak sekali di Tel Aviv. Setidaknya ada ribuan klub malam yang tak pernah sepi dari anak muda yang hangout dan menikmati malam. Sehingga rekomendasi terbaik untuk menikmati kota ini justru adalah malam hari, karena menurut para penggemar dunia malam, hanya di waktu seperti ini keindahan Tel Aviv akan memancar maksimal.

Punya Tempat Buat Pecinta Seni Kelas Berat: Kota ini juga punya satu hal yang mungkin jarang ditemukan di tempat lain. Ini tentang budaya dan seni, salah satu sudut Tel Aviv menawarkan banyak hal unik berbau seni yang  akan memuaskan mereka para pecintanya. Kota ini juga bernama Tel Aviv-Jaffa, di sini kita bisa menemukan semua tentang seninya Israel. (Sayang kami tak bisa melihat hal tersebut karena yak ada agenda ke tempat seni). Padahal, ada opera, teater, museum, pertunjukan tari, musik, gastronomy, sampai seni arsitektur lengkap di sini.

Kota Metropolis yang Punya Pantai : Meski Tel Aviv adalah salah satu kota paling hi-tech di dunia yang semua orang sibuk untuk berpacu dalam menciptakan pengembangan-pengembangan teknologi. Namun demikian, kota ini juga menawarkan sesuatu yang sangat lain. Ya, mereka punya pantai. Membentang sepanjang 14 km garis pantainya, kamu akan selalu menemukan tempat bagus untuk sekedar jalan-jalan di pesisirnya atau menikmati sunrise dan sunshine yang eksotis. Pantai di Tel Aviv sangat menawan dan masuk dalam 10 daftar kota berpantai terbaik di dunia.

Kotanya Anak Muda : Bagi anak muda, pergi ke suatu tempat tidak hanya tentang menikmati hal-hal baru. Tapi juga menjalin pertemanan dengan orang-orang sekitar. Tel Aviv adalah tempat yang pas sekali bagi kamu muda untuk berpergian dan bergaul. Ya, alasannya di kota ini banyak sekali muda-mudinya. Sepertiga penduduk Tel Aviv adalah para muda mudi. Sekitar sepertiga penduduk Tel Aviv berusia antara 18-35 tahun. Jadi, kesempatan untuk bertemu para muda-mudi pun sangat besar. Ditambah lagi jika pemuda dan gadis Israel berwajah elok sehingga akan jadi daya tarik tersendiri.

Begitu bersyukurnya saya bisa menginjakkan kaki di kota ini, meski hanya sekedar melihat dari balik kaca bis yang menjemput dan mengantar saya dari dan ke Bandara ben Gurion. Namun, perlu dikatakan juga bahwa masuk di imigrasi Israel di Ben Gurion sangat memerlukan kelapangan dada dan kesabaran. Para petugas di sini sedikit menyebalkan (maaf ya, jujur!). Mereka sangat rewel dan sangat teliti untuk pemeriksaan ini dan itu. Kebetulan juga waktu kami masuk imigrasi, computer mereka agak lemot. Saya jadi bangga juga dengan system imigrasi di Indonesia yang tak kalah canggih dengan system di Ben Gurion yang katanya hi-tech. Tetep, cinta tanah airku! (Ch. Enung Martina: dari catatan pribadi dan berbgai sumber)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar