Minggu, 28 Juli 2019

JEJAK LANGKAH 9



GEREJA VISITASI (EIN KAREM)

Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku. —Lukas 1:46-47
Tatkala duduk kita di halaman Gereja Visitasi di Ein Karem, Israel, kita melihat enam puluh tujuh mosaik bertuliskan perkataan dari Lukas 1:46-55 dalam berbagai bahasa. Bagian Alkitab tersebut umumnya dikenal sebagai Magnificat, bahasa Latin yang artinya “memuliakan”, dan merupakan ungkapan sukacita Maria menanggapi berita bahwa ia akan menjadi ibu dari Sang Mesias.

Setiap plakat berisi pujian Maria tersebut, termasuk: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, . . . karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku” (ay.46-49). Nyanyian Alkitab yang terukir pada potongan mosaik itu adalah lagu pujian Maria yang menceritakan kesetiaan Allah kepadanya dan kepada bangsa Israel.

Sebagai seorang legioner (anggota Legio Maria) saya hafal ayat ini karena ayat ini menjadi doa Katena para legioner di seluruh dunia yang harus kami ucapkan setiap hari sebagai doa wajib legioner. Karena itu, saya agak melo ketika tiba di Gereja Visitasi ini. Bagi saya gereja ini mengingatkan pada dua orang perempuan yang dianugrahi Tuhan untuk mendapatkan buah hati dengan keajaaibannya masing-masing. Saya pun perempuan yang dianugrahi Tuhan dengan sukacita karena saya mempunyai 3 orang buah hati. Buah hati saya yang bungsu didapatkan nyaris usia saya seperti Elisabeth, kala usia senja. Saya mendapatkan anak bungsu saat saya 46 tahun. Jadi tentu saja hati saya tambah melo saat mengunjungi gereja ini. 

Setelah menerima anugerah Allah, Maria bersyukur dan bersukaria karena keselamatannya (ay.47). Ia mengakui bahwa rahmat Tuhan telah diberikan kepada bangsa Israel turun-temurun (ay.50). Sembari mengingat kembali pemeliharaan Allah bagi bangsa Israel, Maria memuji Allah atas perbuatan tangan-Nya yang penuh kuasa bagi umat-Nya (ay.51). Ia juga bersyukur kepada Allah, karena menyadari bahwa pemeliharaan yang ia alami setiap hari itu berasal dari Tuhan (ay.53).

Maria menunjukkan bahwa mengingat-ingat perbuatan besar Allah bagi kita adalah satu cara untuk mengungkapkan pujian dan dapat membuat kita bersukacita. Pada setiap peristiwa  ingatlah kebaikan Allah yang telah dialami sepanjang tahun. Keping-keping kenangan itu akan menghasilkan bagi kita mosaik pujian yang sangat indah.
Gereja ini terdiri dari dua bagian : bawah dan atas. Di bagian atas terdapat banyak lukisan dinding yang indah yang dibuat oleh C. Vagarini dan F. Manetti. Gereja ini mengenangkan perjumpaan Maria dengan Elizabeth yang sudah mengandung Yohanes Pembaptis. Pada saat itu, Elizabeth berkata, Siapa saya, sehingga ibu Tuhan datang kepada saya ? (Luk 1 : 43). Maria menanggapinya dengan sebuah madah indah yang kini dikenal sebagai  MAGNIFICAT. 

Teks Magnificat dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia, dapat dibaca pada tembok di halaman Basilika. Basilika sendiri didirikan pada tahun 1935 menurut rancangan A. Berluzzi di atas puing-puing gereja-gereja terdahulu. Gereja yang pertama didirikan pada abad IV. Dalam kapel di bagian bawah basilika, kunjungan Maria kepada Elizabeth diabadikan dalam sebuah lukisan pada tembok di belakang altar. Lukisan itu dibuat oleh A. Minghetti. Di sebelah altar, agak di bawah, terdapat sebuah sumur kuno. Sampai sekarang di situ terpelihara gua, tempat persembunyian Elizabeth terhadap kekejaman para algojo Raja Herodes yang menyuruh membantai semua anak berusia 2 tahun ke bawah di sekitar Bethlehem.

Bila kita mempelajari secata tekstual tentang peristiwa Maria mengunjungi kerabatnya Elisabet; keduanya sedang mengandung. Maria sedang mengandung Yesus dan Elisabet sedang mengandung Yohanes Pembaptis. Maria meninggalkan setelah Pemberitaan Kabar Sukacita dan "berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda" (Lukas 1:39) untuk menemui sepupunya Elizabeth. Terdapat beberapa kota yang diyakini menjadi tempat kunjungan tersebut, yakni Hebron yang berada di selatan Yerusalem, dan Ein Karem. Perjalanan dari Nazareth ke Hebron berjarak sekitar 130 km (81 mi) dalam jalur langsung. Elisabet telah mengandung selama enam bulan sebelum Maria datang (Lukas 1:36). Maria tinggal di sana selama tiga bulan, dan sebagian besar akademisi sepakat bahwa ia tetap tinggal untuk melihat kelahiran Yohanes.
Dalam Gereja Katolik Roma dan Ritus Latin, Maria Mengunjungi Elisabet merupakan Peristiwa Gembira kedua dalam Doa Rosario.

Gereja Visitasi terletak di bagian barat-daya Yerusalem . Diceritakan bahwa untuk berjumpa dengan sepupunya Elisabeth,  Maria melintasi perjalanan panjang dari pegunungan Yehuda menuju kediaman Elisabeth.
Orang yang berziarah ke kompleks basilika ini akan langsung disambut dua patung baja yang berdiri kokoh di depan bangunan, yakni patung Maria dan Elisabet yang sedang mengandung. Patung itu menggambarkan keduanya yang sedang memberi salam satu sama lain seraya memegang dan menunjukkan kandungan masing-masing. Itu seolah-olah memberitahukan bahwa keajaiban besar sedang terjadi dalam hidup mereka. Allah mengunjungi Maria dan Elisabeth sehingga status mereka sebagai 'perempuan' yang terberkati lewat kehamilan itu.

Merujuk pada patung baja di basilika Ein Karem:  di atas kedua patung itu ada kata-kata yang patut kita dalami,  ada tertulis kata: FIDES dan di atas patung Elisabeth tertulis kata: SPES. Kedua kata ini sungguh simpel tetapi penuh makna untuk menerangkan siapakah mereka berdua dalam hidup keberimanan. Saya penasaran dengan kedua kata ini. Maka saya cari artinya. Ternyata FIDES artinya FAITH (iman) dan SPES artinya HOPE (harapan). Ini sungguh mengagumkan dan menarik bahwa Maria memang benar sebagai teladan IMAN dan Elisabeth sebagai teladan PENGHARAPAN. Kedua perempuan ini di dalam hidup mereka selalu ada iman, harapan, dan juga kasih yang melingkupi mereka.

Wikipedia melansir bahwa Satu tradisi mengaitkan pembangunan gereja pertama Ein Karem dengan permaisuri Helena dari Konstantinopel , ibu Kaisar Konstantinus , yang mengidentifikasi situs itu sebagai rumah ayah Yohanes, Zakaria,  dan merupakan tempat Elizabeth dan bayinya bersembunyi dari tentara Herodes . Di situs Gereja Visitasi, Tentara Salib mendirikan sebuah gereja berlantai dua yang didedikasikan untuk pertemuan antara Elizabeth dan Maria. Gereja tersebut didirikan di atas reruntuhan kuno yang mereka temukan di sini.

Ketika Tentara Salib diusir dari Tanah Suci, gereja berangsur-angsur rusak. Pada abad ke-14 itu untuk sementara waktu di bawah perawatan para biarawan Armenia.  Pada tahun 1480 Felix Fabri (seorang peziarah yang mempunyai catatan lengkap tentang perjalanan ziarahnya) melaporkan: "Di kapel ini ada altar yang rusak dan kubah yang hancur; di dinding adalah lukisan kuno, dan keduanya di bagian atas dan bawah. Keadaan tempat ini  ditumbuhi  semak-semak dan rerumputan yang bahkan tumbuh tumbuh di atas lemari besi. Di sini pernah ada sebuah gereja yang bagus dan megah, dan para pendeta/rabi  berdiam di sel-sel (kamar-kamar) di sampingnya. Namun,  sekarang sayang! Tempat itu telah menjadi bangunan yang hancur dan  menyedihkan.”

 Kini bangunan yang dideskripsikan dalam catatan Felix Fabri sudah berdiri dengan megah dan indah. Para peziarah dari seluruh dunia datang ke tempat ini untuk mengenangkan kembali peristiwa iman yang terjadi ribuan tahun lalu.

(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani,  kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar