Sabtu, 06 Juli 2019

JEJAK LANGKAH 3


GEREJA SANTO PETRUS, JAFFA


Tulisan ketiga kita akan melihat lebih dekat Gereja Santo Petrus yang berada di Yapo atau Jaffa. Seperti yang telah disinggung pada tulisan kedua, Jaffa mempunyai perjalanan sejarah dari pagan (dewa-dewi), kekeristenan, hingga Islam.

Ada banyak gereja yang tersebar di sekitar Tanah Suci Israel dari berbagai madhab Kristen yang berbeda:  Katolik Roma, Ortodoks Yunani,    Patriarkat Armenia, Ethiopia, Koptik, dan Gereja Ortodoks Suriah. Salah satunya adalah Gereja Santo Petrus yang merupakan gereja Katolik Roma.

Gereja Santo Petrus terletak di jantung Old Jaffa dekat pantai Laut Mediterania yang indah dan berada di selatan Tel Aviv nan elok. Gereja yang dikelola oleh ordo Fransiskan ini mulai dibangun pada tahun 1642 di atas bekas salah satu benteng di kota Jaffa. Gereja yang saat ini berada dibangun pada abad ke 19 (1894 selama periode Kekaisaran Ottoman).    

   

Gereja Santo Petrus dibangun untuk mengabadikan peristiwa sejarah dan juga refleksi iman yang terdapat pada Alkitab yang terjadi di kota ini berhubungan dengan kisah Rasul Petrus yang membangkitkan Tabitha (Kis 9:36-41). Selain itu juga  tentang penglihatan Rasul Petrus di rumah Simon si penyamak kulit (Kis 10:5-16) tentang kehalalan makanan yang selama ini dianggap haram dalam keyakinan Yahudi.



Dikelilingi oleh pohon palem, gereja dibangun dengan batu bata berwarna hangat dan harmonis dengan lingkungan. Dengan arsitektur dan sejarahnya yang luar biasa, Gereja Santo Petrus jelas merupakan salah satu gereja paling menakjubkan di daerah Jaffa. Di halaman gereja terdapat sebuah patung dari raja Louis dari Perancis yang pernah memimpin serdadu perang salib yang ke 9 dan menguasai kota ini.



Bagian fasad (façade: eksterior) terbuat dari bata tinggi dengan  menara lonceng yang menjulang tinggi. Gereja St. Peter adalah bangunan indah dan paling khas di Jaffa Tua. Bagian dalam gereja mengingatkan kita pada katedral di Eropa, dengan langit-langit berkubah tinggi, kaca patri, dan dinding marmer. Menurut https://en.wikipedia.org/ kaca patri diproduksi di Munich oleh seniman terkenal Franz Xaver Zettler. Keempat panel di bagian dalam gereja menggambarkan episode-episode kehidupan Santo Petrus, termasuk tangkapan ikan yang ajaib, pemberian kunci-kunci, perubahan rupa Yesus di Gunung Tabor dan pembasuhan kaki pada Perjamuan Terakhir. Dengan pengecualian penggambaran Tabitha, Francis dari Assisi, dan Immaculate Conception, semua jendela lain di gereja menggambarkan orang-orang kudus Spanyol.  Hal tersebut tidak mengejutkan karena bangunan yang sekarang ada dibangun oleh Kekaisaran Spanyol. Yang juga perlu diperhatikan dengan jeli adalah mimbar yang diukir dalam bentuk pohon seperti manusia.



Gereja Santo Petrus juga berisi sisa-sisa benteng St. Louis abad ketiga belas yang terletak di luar dan di sebelah kanan sakristi. Sisa-sisa termasuk dua ruangan utuh yang berbentuk bundar, memiliki langit-langit rendah dan lubang api. Di kamar inilah Napoleon dikatakan telah hidup ketika ia berada di St. Peter's pada tahun 1799 selama kampanye Perancis di Mesir dan Suriah.



Selain ke gereja St. Petrus, di Jaffa para peziarah biasanya akan mengunjungi  tempat bersejarah lain yaitu  Rumah Simon si penyamak kulit (House of Simon the Tanner). Adalah sebuah rumah kecil yang terletak di dalam sebuah lorong di kota Jaffa tidak jauh dari St. Peter. Konon katanya, di dalam rumah ini Rasul Petrus mendapatkan sebuah penglihatan tentang makanan-makanan yang belum pernah dimakan (haram bagi orang Yahudi) dan diberikan kepadanya.


Ada hal yang menarik berkaitan dengan kisah Santo Petrus yang terhubung dalam Gereja St. Peter-Jaffa. Gereja ini dinamai St Peter, untuk mengenang Petrus yang mengunjungi kota dan menghidupkan kembali Tabitha / Dorkas. Menarik untuk dicatat bahwa Santo Petrus, yang lahir sebagai Simon Bar Yonah (Simon putra Yunus), dikaitkan dengan kota melalui kitab Yunus (Perjanjian Lama), yang berlayar pada 8 SM dari Joppa (Jaffa) untuk melarikan diri dari Tuhan (Yunus 1: 3): " Tetapi Yunus bangkit untuk melarikan diri ke Tarsis dari hadirat Tuhan, dan pergi ke Yope (Jaffa)... ". Meskipun mereka tidak memiliki hubungan keluarga, ini dapat menyiratkan bahwa keturunan Yunus (yang lain) datang kembali ke kota, tidak melarikan diri dari hadirat Tuhan seperti dalam kasus Yunus, melainkan menyebarkan Injil.  Orang itu adalah Simon Petrus atau  Simon Bar-Yonah (Yunus). (https://biblewalks.com/)



Mari lihat kidssah Petrus di Jaffa dari kutipan Alkitab di bawah ini:
Kisah Para Rasul 9:36-42
9:36 Di Yope   ada seorang murid perempuan bernama Tabita--dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik     dan memberi sedekah. 9:37 Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang   atas. 9:38 Lida dekat dengan Yope. Ketika murid-murid   mendengar, bahwa Petrus ada di Lida, mereka menyuruh dua orang kepadanya dengan permintaan: "Segeralah datang ke tempat kami." 9:39 Maka berkemaslah Petrus dan berangkat bersama-sama dengan mereka. Setelah sampai di sana, ia dibawa ke ruang atas dan semua janda   datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian, yang dibuat Dorkas waktu ia masih hidup. 9:40 Tetapi Petrus menyuruh mereka semua keluar, g  lalu ia berlutut   dan berdoa. Kemudian ia berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk. 9:41 Petrus memegang tangannya dan membantu dia berdiri. Kemudian ia memanggil orang-orang kudus beserta janda-janda, lalu menunjukkan kepada mereka, bahwa perempuan itu hidup. 9:42 Peristiwa itu tersiar di seluruh Yope dan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan. (http://alkitab.sabda.org)

(Ch. Enung martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah melayani,  kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga Besar Santa Ursula BSD.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar