GEREJA
VISITASI (EIN KAREM)
Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira
karena Allah, Juruselamatku. —Lukas 1:46-47
Tatkala
duduk kita di halaman Gereja Visitasi di Ein Karem, Israel, kita melihat enam
puluh tujuh mosaik bertuliskan perkataan dari Lukas 1:46-55 dalam berbagai bahasa.
Bagian Alkitab tersebut umumnya dikenal sebagai Magnificat, bahasa Latin yang
artinya “memuliakan”, dan merupakan ungkapan sukacita Maria menanggapi berita
bahwa ia akan menjadi ibu dari Sang Mesias.
Setiap plakat berisi pujian Maria tersebut, termasuk: “Jiwaku
memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, . . .
karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku”
(ay.46-49). Nyanyian Alkitab yang terukir pada potongan mosaik itu adalah lagu
pujian Maria yang menceritakan kesetiaan Allah kepadanya dan kepada bangsa
Israel.
Sebagai seorang legioner (anggota Legio Maria) saya hafal
ayat ini karena ayat ini menjadi doa Katena para legioner di seluruh dunia yang
harus kami ucapkan setiap hari sebagai doa wajib legioner. Karena itu, saya
agak melo ketika tiba di Gereja Visitasi ini. Bagi saya gereja ini mengingatkan
pada dua orang perempuan yang dianugrahi Tuhan untuk mendapatkan buah hati
dengan keajaaibannya masing-masing. Saya pun perempuan yang dianugrahi Tuhan
dengan sukacita karena saya mempunyai 3 orang buah hati. Buah hati saya yang
bungsu didapatkan nyaris usia saya seperti Elisabeth, kala usia senja. Saya
mendapatkan anak bungsu saat saya 46 tahun. Jadi tentu saja hati saya tambah melo
saat mengunjungi gereja ini.
Setelah menerima anugerah Allah, Maria bersyukur dan
bersukaria karena keselamatannya (ay.47). Ia mengakui bahwa rahmat Tuhan telah
diberikan kepada bangsa Israel turun-temurun (ay.50). Sembari mengingat kembali
pemeliharaan Allah bagi bangsa Israel, Maria memuji Allah atas perbuatan
tangan-Nya yang penuh kuasa bagi umat-Nya (ay.51). Ia juga bersyukur kepada
Allah, karena menyadari bahwa pemeliharaan yang ia alami setiap hari itu
berasal dari Tuhan (ay.53).
Maria menunjukkan bahwa mengingat-ingat perbuatan besar Allah
bagi kita adalah satu cara untuk mengungkapkan pujian dan dapat membuat kita
bersukacita. Pada setiap peristiwa ingatlah kebaikan Allah yang telah dialami
sepanjang tahun. Keping-keping kenangan itu akan menghasilkan bagi kita mosaik
pujian yang sangat indah.
Gereja ini terdiri dari dua bagian : bawah dan atas. Di
bagian atas terdapat banyak lukisan dinding yang indah yang dibuat oleh C.
Vagarini dan F. Manetti. Gereja ini mengenangkan perjumpaan Maria dengan
Elizabeth yang sudah mengandung Yohanes Pembaptis. Pada saat itu, Elizabeth
berkata, Siapa saya, sehingga ibu Tuhan datang kepada saya ? (Luk 1 : 43).
Maria menanggapinya dengan sebuah madah indah yang kini dikenal sebagai
MAGNIFICAT.
Teks Magnificat dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa
Indonesia, dapat dibaca pada tembok di halaman Basilika. Basilika sendiri
didirikan pada tahun 1935 menurut rancangan A. Berluzzi di atas puing-puing
gereja-gereja terdahulu. Gereja yang pertama didirikan pada abad IV. Dalam
kapel di bagian bawah basilika, kunjungan Maria kepada Elizabeth diabadikan
dalam sebuah lukisan pada tembok di belakang altar. Lukisan itu dibuat oleh A.
Minghetti. Di sebelah altar, agak di bawah, terdapat sebuah sumur kuno. Sampai sekarang
di situ terpelihara gua, tempat persembunyian Elizabeth terhadap kekejaman para
algojo Raja Herodes yang menyuruh membantai semua anak berusia 2 tahun ke bawah
di sekitar Bethlehem.
Bila kita mempelajari secata tekstual tentang peristiwa Maria
mengunjungi kerabatnya Elisabet; keduanya sedang mengandung. Maria sedang
mengandung Yesus dan Elisabet sedang mengandung Yohanes Pembaptis. Maria
meninggalkan setelah Pemberitaan Kabar Sukacita dan "berjalan ke
pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda" (Lukas 1:39) untuk menemui
sepupunya Elizabeth. Terdapat beberapa kota yang diyakini menjadi tempat
kunjungan tersebut, yakni Hebron yang berada di selatan Yerusalem, dan Ein
Karem. Perjalanan dari Nazareth ke Hebron berjarak sekitar 130 km (81 mi) dalam
jalur langsung. Elisabet telah mengandung selama enam bulan sebelum Maria
datang (Lukas 1:36). Maria tinggal di sana selama tiga bulan, dan sebagian
besar akademisi sepakat bahwa ia tetap tinggal untuk melihat kelahiran Yohanes.
Dalam Gereja Katolik Roma dan Ritus Latin, Maria Mengunjungi
Elisabet merupakan Peristiwa Gembira kedua dalam Doa Rosario.
Gereja Visitasi terletak di bagian barat-daya Yerusalem . Diceritakan
bahwa untuk berjumpa dengan sepupunya Elisabeth, Maria melintasi perjalanan panjang dari pegunungan
Yehuda menuju kediaman Elisabeth.
Orang yang berziarah ke kompleks basilika ini akan langsung
disambut dua patung baja yang berdiri kokoh di depan bangunan, yakni patung
Maria dan Elisabet yang sedang mengandung. Patung itu menggambarkan keduanya yang
sedang memberi salam satu sama lain seraya memegang dan menunjukkan kandungan
masing-masing. Itu seolah-olah memberitahukan bahwa keajaiban besar sedang
terjadi dalam hidup mereka. Allah mengunjungi Maria dan Elisabeth sehingga
status mereka sebagai 'perempuan' yang terberkati lewat kehamilan itu.
Merujuk pada patung baja di basilika Ein Karem: di atas kedua patung itu ada kata-kata yang patut
kita dalami, ada tertulis kata: FIDES
dan di atas patung Elisabeth tertulis kata: SPES. Kedua kata ini sungguh simpel
tetapi penuh makna untuk menerangkan siapakah mereka berdua dalam hidup
keberimanan. Saya penasaran dengan kedua kata ini. Maka saya cari artinya.
Ternyata FIDES artinya FAITH (iman) dan SPES artinya HOPE (harapan). Ini
sungguh mengagumkan dan menarik bahwa Maria memang benar sebagai teladan IMAN
dan Elisabeth sebagai teladan PENGHARAPAN. Kedua perempuan ini di dalam hidup
mereka selalu ada iman, harapan, dan juga kasih yang melingkupi mereka.
Wikipedia melansir bahwa Satu tradisi mengaitkan pembangunan
gereja pertama Ein Karem dengan permaisuri Helena dari Konstantinopel , ibu Kaisar
Konstantinus , yang mengidentifikasi situs itu sebagai rumah ayah Yohanes, Zakaria,
dan merupakan tempat Elizabeth dan
bayinya bersembunyi dari tentara Herodes . Di situs Gereja Visitasi, Tentara
Salib mendirikan sebuah gereja berlantai dua yang didedikasikan untuk pertemuan
antara Elizabeth dan Maria. Gereja tersebut didirikan di atas reruntuhan kuno
yang mereka temukan di sini.
Ketika Tentara Salib diusir dari Tanah Suci, gereja
berangsur-angsur rusak. Pada abad ke-14 itu untuk sementara waktu di bawah perawatan
para biarawan Armenia. Pada tahun 1480
Felix Fabri (seorang peziarah yang mempunyai catatan lengkap tentang perjalanan
ziarahnya) melaporkan: "Di kapel ini ada altar yang rusak dan kubah yang
hancur; di dinding adalah lukisan kuno, dan keduanya di bagian atas dan bawah.
Keadaan tempat ini ditumbuhi semak-semak dan rerumputan yang bahkan tumbuh
tumbuh di atas lemari besi. Di sini pernah ada sebuah gereja yang bagus dan
megah, dan para pendeta/rabi berdiam di
sel-sel (kamar-kamar) di sampingnya. Namun, sekarang sayang! Tempat itu telah menjadi bangunan
yang hancur dan menyedihkan.”
Kini bangunan yang
dideskripsikan dalam catatan Felix Fabri sudah berdiri dengan megah dan indah.
Para peziarah dari seluruh dunia datang ke tempat ini untuk mengenangkan
kembali peristiwa iman yang terjadi ribuan tahun lalu.
(Ch. Enung Martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada :
Sr. Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra
Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan,
kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan
Mas Engki yang tak lelah melayani,
kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari
Keluarga besar Santa Ursula BSD.)