GUNUNG KARMEL
(pic. by Kartika)
Gunung menjadi salah satu ikon
yang identik dengan perjalanan iman sejak masa Perjanjian Lama. Gunung dianggap
sebagai tempat yang begitu kudus tempat Allah bersemayam (Ulangan 11: 29).
Salah satu dari 6 gunung yang disebut dalam Al Kitab adalah Gunung Karmel.
Karmel (Ibrani: - KAR'MEL, arti
harafiah: kebun buah-buahan-anggur) juga
masih dalam bahasa Ibrani, nama
Karmel berasal dari ‘Karem El’ artinya ‘Kebun Anggur Allah’ (Karem = Kebun
Anggur, El = Allah). Gunung karmel adalah sebuah bukit dengan ketinggian 168 m
(556 kaki) di atas permukaan laut. Pegunungan
Karmel adalah ekor pegunungan tengah Israel.
pegunungan ini membentang ke arah barat laut dan tanjungnya di sebelah
barat laut menjorok sampai kira-kira 180 m ke Laut Tengah. Panjang seluruhnya
sekitar 50 km, membentang dari Laut Tengah sampai ke Dataran Dotan yang
bersebelahan dengan perbukitan Samaria.
Pegunungan Karmel lebarnya
sekitar 6,5 km sampai 8 km, melandai ke arah barat daya, tetapi membentuk
tebing curam di sisi timur laut setinggi 546 m. Lembah Yizreel terletak
bersebelahan di timur laut. Formasi pegunungan adalah campuran antara limestone
(batu gamping) dan flint (batu api). Batu
api adalah batuan endapan silikat kriptokristalin dengan permukaan licin
(glassy). Disebut "batu api" karena jika diadu dengan baja atau batu
lain akan memercikkan bunga api yang dapat membakar bahan kering. Gunung karmel
juga mempunyai banyak gua dan ditutupi oleh sejumlah batuan vulkanik. Sisi yang
landai dari gunung ini ditutupi oleh banyak tumbuh-tumbuhan, termasuk ek,
pinus, zaitun, dan laurel trees
(sejenis daun salam).
Karmel sering dikaitkan dengan
wilayah-wilayah yang subur seperti Libanon, Saron, dan Basan (Yesaya 35:2;
Yeremia 50:19). Raja Uzia dalam Perjanjian Lama, yang menyukai pertanian,
mempekerjakan petani dan tukang kebun anggur di Karmel (2 Tawarikh 26:10). Di
karmel ditemukan sisa-sisa sejumlah tempat pemerasan anggur dan zaitun yang
digali dari bukit batu.
Dalam Alkitab Perjanjian Lama,
Gunung Karmel merupakan lokasi tempat Nabi Elia bertarung melawan 450 nabi Baal
saat mempersembahkan kurban bakaran di altar di atas gunung Karmel untuk
menentukan Allah siapa yang lebih berkuasa (1 Raja-Raja 18). Dalam Kitab Suci
tercatat, Nabi Elia akhirnya berhasil menunjukkan Tuhan siapa yang lebih berkuasa.
Orang-orang yang menyaksikan kejadian itu kemudian bersujud menyembah Allah.
Kemudian Elia memerintahkan untuk menangkap seluruh nabi Baal dan
menyembelihnya di Sungai Kishon yang berada di kaki gunung tersebut.
Dalam sejarah, Gunung Karmel
terutama disebutkan dalam kegiatan Elia dan Elisa. Di sinilah Elia menyuruh
raja Ahab mengumpulkan bangsa itu untuk menyaksikan ujian antara Baal, yang
diwakili oleh 450 nabi Baal, dan Allah yang benar, Allah, yang diwakili oleh
Elia (1 Raja 18:19-39).
Menurut https://id.wikipedia.org/ Beberapa kota
modern terletak di pegunungan ini, termasuk Yokneam pada tebing timur, Zikhron
Ya'akov pada lereng selatan, komunitas Druze, Daliyat al-Karmel dan Isfiya,
pada bagian tengah tebing, dan kota-kota Nesher, Tirat Hakarmel, dan kota
Haifa, pada ujung barat laut dan kaki
gunung. Nah jika sudah berada di atas bukit Karmel ini maka sempatkanlah
melayangkan pandangan ke seluruh penjuru kota Haifa beserta pelabuhan dan laut
Mediteranianya yang memukau. Tidak hanya keindahan bunga-bunga dan rerumputan
yang bisa dinikmati di seluruh area Karmel nan elok ini, juga view yang memukau
seperti gambar di bawah ini!
(pic. by Yanto)
Ketika bus kami lewati daerah
sekitar karmel, nampak dengan jelas oleh
kami adalah Kota Haifa. Haifa adalah kota terbesar ketiga di Israel. Kota ini
berada di bagian utara Israel, tepatnya di kaki Gunung Karmel. Gunung Karmel
tidak terlalu tinggi , puncaknya hanya mencapai 546 meter di atas permukaan
laut. Yang menarik adalah hamparan Laut Mediterania yang langsung membuai mata
di hadapan kota yang cantik tersebut. Selain karena letak geografisnya yang
memukau, ada beberapa sisi menarik lain dari Haifa: kota ini memiliki pelabuhan
laut yang cukup besar, pantai-pantai yang indah.
(pic. by Kartika)
Menurut penjelsan Mr. Shadi,
masyarakat Kota Haifa sangat majemuk. Selain Yahudi, Islam, dan Kristen, di
Haifa, penganut Ahmadiah juga mendapat tempat yang layak di masyarakat. Begitu
juga dengan masyarakat Druze yang bermukim tidak jauh dari Haifa, masyarakat
Druze yang memiliki kepercayaan yang dapat dikatakan pecahan dari Islam Mesir. Druze
(juga dikenal sebagai Druse; bahasa Arab: darazī majemuk durūz) adalah sebuah
komunitas keagamaan yang basisnya umumnya terdapat di Timur Tengah.Kelompok ini
muncul dari Islam dan dipengaruhi oleh agama-agama dan filsafat-filsafat lain,
termasuk filsafat Yunani (wikipedia.org). Druze ini dapat hidup berdampingan
dengan baik dengan anggota masyarakat lainnya di Haifa.
(pic. by Luciana Purwi)
tempat yang layak sehingga di
Haifa-lah saat ini Pusat Bahai di dunia berada. Bahkan Bahai mempunyai tempat
ibadahnya nan indah dan agung.
Bahai mulai tersebar di kota ini
pada awal abad 19 oleh pendirinya, Bahaullah. Menurut kepercayaan Bahai, setiap
agama memiliki utusan Tuhan masing-masing, Nabi Musa, Buddha, Nabi Isa dan Nabi
Muhammad, serta Baha’u’llah adalah utusan Tuhan yang tentu saja berasal dari
Tuhan yang sama. Agama-agama ini memiliki perbedaan, namun ini muncul hanya
karena perbedaan budaya dan zaman saat agama-agama ini diturunkan. Selain itu
pula, pada dasarnya semua agama mempunyai inti yang sama, nilai-nilai seperti
kejujuran, kasih sayang, kerendahan hati, serta rasa syukur dan kesabaran
merupakan landasan agama Bahai ini selain juga memaklumkan kesamaan semua ras,
mengupayakan perdamaian serta persatuan semua agama.
Begitulah panorama kota,
pelabuhan, laut, langit, dan juga batu, bunga-bunga, serta rerumputan
sepertinya semua nampak indah dipandang mata. Puji Tuhan seru sekalian alam.
(Ch.
Enung martina: Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr.
Francesco Maryanti,OSU yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra
Suteja, SJ pembimbing rohani yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan,
kepada Romo Sugeng yang mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan
Mas Engki yang tak lelah melayani,
kepada seluruh tour guide, crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari
Keluarga besar Santa Ursula BSD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar