Jejak langkah kita kini tiba di sebuah kota yang menjadi
titik tolak pengikut Kristus disebut orang Nasrani. Ya, tiada lain adalah Kota Nazareth.
Ayo kita mengingat lagi perjalanan kita di sini sambil membayangkan bagaimana
hotelnya, makananannya, suasana kotanya, panoramanya, juga perasaan yang muncul
saat berada di kota ini.
Tentang kota ini Wikipedia (ensiklopedi bebas) menulis: Nazaret
(Ibrani: נָצְרַת, Natzrat; Arab: النَّاصِرَة, an-Nāṣira; bahasa Aram: ܢܨܪܬ, Naṣrath; bahasa Inggris: Nazareth)
adalah sebuah kota kuno di utara Israel. Saat ini kota ini merupakan kota Arab
terbesar di Israel dan dikenal sebagai "Ibukota Arab di Israel"
("the Arab capital of Israel").Merupakan
ibukota dan kota terbesar di Distrik Utara Israel. Pada tahun 2016, jumlah
penduduknya adalah 75,922,, yang terutama adalah warga Arab Israel, di
antaranya 69% beragama Islam dan 30,9% beragama Kristen.
Nama Nazaret diyakini berasal dari akar kata Ibrani (netzer;
="Tunas" atau "taruk yang tumbuh"). Sering juga diartikan
sebagai "kembang bunga yang sedang
mekar". Huruf "z" pada
"Nazaret" dalam bahasa Ibrani ditulis dengan huruf "צ"
(tsade [TS atau TZ]), seperti pada "netzer" (= bahasa Indonesia
"tunas; taruk"). Dalam Qur'an, orang Kristen dirujuk sebagai naṣārā,
artinya "para pengikut an-Nāṣirī", atau "mereka yang mengikuti
Yesus orang Nazaret".
Nazaret terletak di antara celah selatan di Pegunungan
Libanon, di kaki bukit yang terjal, sekitar 23 kilometer dari Laut Galilea dan
sekitar 6 km barat Gunung Tabor.Kota modern terletak lebih rendah di kaki bukit di banding
zaman kuno. Letaknya di suatu lembah yang curam diantara bukit-bukit batu
gamping yang paling selatan dari barisan Lebanon; barisan ini membentang dari
selatan baratdaya ke utara timur laut. Ke arah selatan terdapat turunan tajam
ke daratan Esdraelon. Dasar lembah itu berada 370 m diatas permukaan laut.
Bukit-bukit curam menonjol di bagian utara dan timur, sedangkan di bagian barat
tinggi bukit mencapai 500 m. tebing dan
lembah-lembahnya menampilkan pemandangan
yang mengesankan.
Kota ini memiliki populasi sekitar 75.000 orang. Menurut Mr. Shadi (tour guide), mayoritas
penduduk Nazaret adalah Arab Israel, sekita 35-40% adalah Kristen dan sisanya
Muslim. Pemerintah Israel membuat sebuah kota baru sejak 1950-an disebut
Natzrat Illit (נצרת עילית "Nazareth Atas", (Ibrani Baku) Náẓərat
ʿIllit) dan mengisinya dengan komunitas Yahudi.
Kota ini dipercaya sebagai lokasi di mana Malaikat Jibril
mengumumkan kelahiran Yesus kepada Maria. Juga di kota ini pula merupakan rumah
masa kecil Yesus hingga Dia dewasa dan siap untuk berkarya (30 tahun). Tak aneh
jika Nazareth setiap tahun selalu
menyambut kerumunan peziarah yang ingin berwisata religi.
Di masa purba, kota Nazareth tak pernah disebut-sebut baik
dalam Perjanjian Lama maupun dalam literature-literatur kuno. Namun demikian,
menurut penelitian para ahli arkeologi, sejak abad ke sepuluh sebelum Masehi
telah ditemukan jejak-jejak sejarah kehidupan manusia di kota kecil ini. Mereka
menemukan banyak gudang yang digali di bawah tanah dengan kedalaman sekitar dua
meter dan lebar sekitar 34 meter persegi. Di samping itu ditemukan juga sumur
penyimpanan air hujan, serta batu penggilingan gandum yang diperkirakan telah
digunakan sekitar tiga ribu tahun lalu.
Setelah Yesus naik ke surga, kota kecil Nazareth ini menjadi
terkenal di Tanah Suci. Di masa Yesus Nazareth merupakan sebuah desa kecil.
Panjang dari utara ke selatan hanya sekitar 2700 meter dan lebarnya kira-kira
200 meter. Para penginjil berulang kali menyebut Nazaret sebagai “kota” (Mat 2:
23; Luk 2: 29 dan 51). Kita tentu tidak bisa menyamakan kata ‘kota’ Nazareth
dengan kota-kota besar di zaman kita sekarang.
Ketika tiba saatnya Allah menggenapi janji-Nya kepada Abraham
dan keturunannya, Ia mengutus malaikat Gabriel ke Nazaret, mengunjungi seorang
dara, Maria, dan membawa warta bahwa ia akan mengandung dan melahirkan seorang
putra, sang penebus Israel (Lukas 1 :26-38). Oleh karena itu, Nazaret juga
dikenal sebagai kota kediaman Perawan Maria. Setelah kematian Herodes, Keluarga
Kudus yang melarikan diri selama dua tahun ke Mesir, kembali ke kota ini dan
menetap di sini. Sang Sabda yang menjadi daging dan berdiam di tengah manusia
dalam diri Yesus tinggal di kota ini dan bertumbuh dewasa selama kurang lebih
tiga puluh tahun.
Pada masa Yesus hidup, di Yudea ada anggapan bahwa tidak ada
sesuatu yang baik dapat datang dari wilayah Yunani -- Yahudi yang disebut
Galilea (Yoh. 1:46). Nazareth termasuk wilayah Galilea. Penggalian purbakala
dari 1955 menunjukkan bahwa kota Nazareth sudah didiami orang sebelum Masehi. Pada tahun 1961 ada ditemukan prasasti di
*Kaisarea yang menyebut nama Nazaret. Kota ini adalah kota satelit dari kota
Seforis, berjarak 6,5 km, dan pada waktu Yesus tinggal di situ berpenduduk
kira-kira 500 orang. Penemuan-penemuan
itu menunjukkan Nazaret memang ada, tapi itu pasti merupakan tempat yang sangat
kecil dan tak signifikan. Kemungkinan juga penduduknya yang memperlihatkan
sifat tertentu sebagai orang Yahudi udik dan totok. Karena sifat itu, orang Nazaret dipandang
rendah/ tidak penting, sehingga pemikiran Natanael dalam Yohanes 1:46 kini
semakin masuk akal: "Nazaret!" katanya. "Mungkinkah sesuatu yang
baik datang dari sana?"
Kami menginap di Hotel Plaza Nazareth yang berada di dataran
tinggi. Ketika malam tiba, suasana kota itu begitu damai dan sepi, tidak
seperti kota pada umumnya yang bising. Setelah
makan malam di hotel, penulis dan teman sekamar (Ibu Monika Dwi Eskayanti)
menyempatkan diri untuk memantau dan menikmati kota Nazareth kala malam. Jadilah
kami berdua keluar hotel dan berjalan-jalan seputar hotel: ke arah atas yang merupakan pemukiman warga yang ditandai
adanya anak-anak, keluarga, para remaja, dan orang dewasa yang berjalan-jalan
sekitar area yang kami lewati. Meski itu pemukiman suasananya tidak terlalu
berisik. Seperti di komplek perumahan elite, begitu suasananya. Lalu kami
melanjutakan pelancongan kami berjalan ke arah bawah hotel ke sebelah kanan. Ternyata
pemandangan sangat mempesona. Panorama pemukiman kala malam dengan lampu aneka
warna bak permata mutu manikam dari bukit, lembah, dan bukit lain terhampar di
depan mata kami. Indah sekali!
Hari sudah terasa semakin malam. Suasana sekitar kami juga
makin sepi. Maka kami pun memutuskan untuk kembali ke hotel. Kami berjalan
sekitar 300 m menuju ke arah hotel. Terlebih dahulu mampir di sebauh toko untuk
memberi beberapa makanan kecil dan minuman (cocacola). Harga barang-barang di toko itu rupanya mahal.
Kami menghabiskan 30 $. Ya sudah, memang begitulah kenyataannya. Sampai di
kamar kami menikmati cocacola yang rasanya lebih manis dan beraroma buah sehingga lebih segar.
Kota Nazaret ditulis dalam ke-4 Injil, sbb :
* Matius 2:23
Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama
Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh
nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret
* Lukas 2:39
…. Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut
hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di
Galilea.
Lukas 4:16
Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut
kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak
membaca dari Alkitab.
Yohanes 1:45
Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya:
"Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan
oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."
* Markus 16:6
…. tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: "Jangan
takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit.
Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.
(Ch. Enung Martina:
Teriring ucapan terima kasih tak terhingga kepada : Sr. Francesco Maryanti,OSU
yang menjadi jalan semua ini teralami, Romo Hendra Suteja, SJ pembimbing rohani
yang kepada beliau kebijaksanaan diberikan Tuhan, kepada Romo Sugeng yang
mempunyai talenta untuk menghibur, kepada Mas Edi dan Mas Engki yang tak lelah
melayani, kepada seluruh tour guide,
crew di bis, dan seluruh peserta ziarah dari Keluarga besar Santa Ursula BSD.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar