SELAMAT DATANG DI TEL
AVIV
(pic. pixabay.com)
Siapa yang tak kenal kota maju
Tel Aviv? Tel Aviv adalah sebuah kota pesisir dan merupakan sebuah kota metropolitan
di Israel. Saya ingin bercerita tentang pengalaman saya ketika tiba di kota
ini. Sebagaimana kita ketahui bersama, Indonesia yang mendukung kemerdekaan
Palestina tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Bagi beberapa orang
Indonesia mungkin agak jengah kalau berbicara tentang Israel. Karena hal yang
sifatnya sangat subjektif itu, maka banyak yang menolak argumen yang mengatakan
jika Tel Aviv adalah salah satu kota terbaik dunia. Alasannya sudah jelas
lantaran kota ini adalah salah satu cakupan wilayah dari negara yang paling
tidak disukai di seluruh dunia, lebih-lebih orang Indonesia. Namun, mari kita
berliterasi dengan objektif karena kita orang yang cerdas. Biarlah masalah
politik dibicarakan oleh mereka yang memang bagiannya, sementara yang suka
keindahan mari kita melihat juga dari porsi yang sesungguhnya.
Kota di pesisir pantai, Tel Aviv,
berada di sepanjang pesisir Mediterania nan berkilauan bak kristal mutu manikam
yang elok. Kota ini merupakan praja pesisir yang semarak dan bebas serta siap
menghadirkan saat-saat menyenangkan bagi para pengunjungnya. Kota ini mengutamakan
prinsip sekularitas dan hedonistic. Karena itu,
ranah budaya Tel Aviv berkembang
pesat mengunggulkan sejumlah galeri seni, butik memesona, dan restoran berkelas
yang terletak di antara deretan gerai kaki lima nan fenomenal. Para pemilik
harta dunia (turis berduit) usai berpesta sepuasnya, terjunlah mereka di salah
satu pantai berpasir putih dengan berpanorama menawan yang berjajar di sisi
barat kota ini. Sungguh suatu kenikmatan dunia nan fana!
Patutlah diakui Israel jago dalam berbagai hal,
termasuk membangun Tel Aviv menjadi salah satu kota unik di antara ratusan kota lain di dunia. Kecanggihan
teknologi, wisata alamnya, seninya, tatakotanya, para pemuda nan tampan, para
gadis yang mempesona, kehidupan yang serba nyaman, dan keelegenanan penampilannya.
Itu sebagian gambaran kehebatan kota berpantai ini.
Tel Aviv dihuni oleh sekitar 430.
000 jiwa. Kota ini didirikan pada tahun 1909 sebagai Ahuzat Bayit, lalu nama kota diubah menjadi
Tel Aviv, yang berarti 'bukit musim semi'.
Baru-baru ini Tel Aviv disebut-sebut sebagai salah satu kota termahal di dunia.
Mr. Shadi, tour leader local kami di Israel mengatakan gaji/pendapatan di Tel
Aviv 10 kali lipat di kotanya (Kana). Namun, hidup di kota ini sangat mahal.
Kota Tel Aviv hingga kini diakui
PBB dan negara-negara lain sebagai ibu kota Israel, meskipun Pemerintah Israel
kini berada di Yerusalem. Uniknya, Israel sendiri tak menganggap jika kota ini
sebagai ibu kota mereka.
Dilihat dari sisi perekonomian, Tel
Aviv adalah center untuk startup teknologi
dan properti mewah, menjadikannya lokasi utama bagi miliarder Timur Tengah
untuk tinggal. Karena itu, banyak rumah miliarder berada di kota ini. Selain itu, kota ini
menjadi pusat perbelanjaan dan bisnis yang
ditemukan di kawasan Rothschild dengan tampilan
arsitektur Bauhaus. Menurut gossip yang saya baca. Salah satu miliarder yang
tinggal di Tel Aviv adalah Shari Arison pewaris Eyal Ofer Real Estate dan
wanita terkaya di Israel. Dengan setengah dari total populasi di kota ini
adalah miliarder Israel bahkan ada dari luar Israel. Pada 2018, Israel adalah
rumah bagi 106 miliarder dengan kekayaan bersih rata-rata $ 1,07 miliar (Rp 15
triliun).
Tel Aviv terletak 1 km dari Kota
Yerusalem, dan berada di sepanjang pantai Laut Mediterania. Kota ini berada
dekat dengan dua bandara utama Israel, yaitu Bandara Internasional Ben Gurion
dan Bandara Sde Dov. Namun, saya tidak menginjakkan kaki di Bandara Sde Dov krena
kami masuk melalui Ben Gurion.
Tel Aviv adalah salah satu kota
paling hi-tech di dunia. Karena itu,
perusahaan besar dunia juga banyak bermarkas di sini. Perusahaan raksasa
teknologi seperti Google juga telah membuka kantornya di kota ini. Selain
Google, ada banyak perusahaan besar memiliki kantor di Tel Aviv. Seperti
Facebook, Microsoft, dan Intel menggunakan kantor mereka di Tel Aviv untuk
penelitian dan pengembangan perusahaan mereka.
Tak hanya gemerlap kemewahan yang
ditawarkan kota indah Tel Aviv. Berikut fakta menarik lainnya dari kota
termewah di dunia Tel aviv yang telah Liputan6.com rangkum dari berbagai
sumber, Selasa (7/5/2019) bahwa Tel Aviv”
Kota Hijau yang Sangat Nyaman : Tel Aviv punya satu julukan unik
yakni Green City. Di sini memang kita akan selalu menemukan area hijau walaupun
dekat dengan pantai. Lantaran banyak sekali areal hijau di sini, maka warga
akan selalu mendapatkan supply oksigen melimpah yang menyegarkan. Pemerintah
kota ini juga membatasi jumlah kendaraan dan lebih menganjurkan masyarakat
untuk berjalan kaki atau memilih bersepeda. Saya melihat banyak orang
menggunakan sepeda di sini. Sepeda yang juga nampak sangat keren. Pastinya ada
rupa ada harga.
Kota Multikultural Tanpa Diskriminatif: Tel Aviv sebagai salah satu
kota terbesar di Israel mungkin identik dengan penduduknya yang mayoritas
Yahudi. Namun siapa sangka jika kota ini ternyata multikultural alias dihuni
banyak etnis. Tak cuma bangsa Yahudi, di Tel Aviv kita bisa bertemu dengan
bangsa Arab, Asia, Eropa, Afrika dan
juga lainnya yang saya tak yakin mengenalnya. Soal keberagaman dalam
kepercayaan, Tel Aviv dikatakan sebagai kota yang tingkat toleransinya tinggi.
Masyarakat setempat selalu menghormati setiap kepercayaan. Nampak juga
orang-orang Muslim dengan pakaiannya mereka yang khas juga berlalu lalang di
sini.
Kotanya Para Jenius: Israel sudah terbukti teknologinya mendunia.
Sehingga bukan hal yang mengherankan jika salah satu kota besar mereka pun gila
akan hal-hal seperti ini. Salah satunya adalah fenomena menjamurnya Start-Up.
Percaya atau tidak, di Tel Aviv setidaknya ada sekitar 600-an Start-Up yang
diciptakan oleh warganya dan kemungkinan akan terus bertambah. Salah satu hasil
karya mereka yang paling fenomenal adalah Waze yang sudah dipakai oleh sekian
juta orang.
Tel Aviv Punya Pusat Hiburan Malam yang Tak ada Matinya: Karena berada
di kawasan Mediterania, Israel adalah sekutu negara barat. Sehingga dalam
kehidupan sosial, tentu saja hampir tak ada bedanya mereka dari negara
karibnya. Salah satunya adalah klub malam yang berdiri banyak sekali di Tel
Aviv. Setidaknya ada ribuan klub malam yang tak pernah sepi dari anak muda yang
hangout dan menikmati malam. Sehingga rekomendasi terbaik untuk menikmati kota
ini justru adalah malam hari, karena menurut para penggemar dunia malam, hanya
di waktu seperti ini keindahan Tel Aviv akan memancar maksimal.
Punya Tempat Buat Pecinta Seni Kelas Berat: Kota ini juga punya
satu hal yang mungkin jarang ditemukan di tempat lain. Ini tentang budaya dan
seni, salah satu sudut Tel Aviv menawarkan banyak hal unik berbau seni yang akan memuaskan mereka para pecintanya. Kota
ini juga bernama Tel Aviv-Jaffa, di sini kita bisa menemukan semua tentang
seninya Israel. (Sayang kami tak bisa melihat hal tersebut karena yak ada
agenda ke tempat seni). Padahal, ada opera, teater, museum, pertunjukan tari,
musik, gastronomy, sampai seni arsitektur lengkap di sini.
Kota Metropolis yang Punya Pantai : Meski Tel Aviv adalah salah satu
kota paling hi-tech di dunia yang semua orang sibuk untuk berpacu dalam
menciptakan pengembangan-pengembangan teknologi. Namun demikian, kota ini juga
menawarkan sesuatu yang sangat lain. Ya, mereka punya pantai. Membentang
sepanjang 14 km garis pantainya, kamu akan selalu menemukan tempat bagus untuk
sekedar jalan-jalan di pesisirnya atau menikmati sunrise dan sunshine yang
eksotis. Pantai di Tel Aviv sangat menawan dan masuk dalam 10 daftar kota
berpantai terbaik di dunia.
Kotanya Anak Muda : Bagi anak muda, pergi ke suatu tempat tidak
hanya tentang menikmati hal-hal baru. Tapi juga menjalin pertemanan dengan
orang-orang sekitar. Tel Aviv adalah tempat yang pas sekali bagi kamu muda
untuk berpergian dan bergaul. Ya, alasannya di kota ini banyak sekali
muda-mudinya. Sepertiga penduduk Tel Aviv adalah para muda mudi. Sekitar
sepertiga penduduk Tel Aviv berusia antara 18-35 tahun. Jadi, kesempatan untuk
bertemu para muda-mudi pun sangat besar. Ditambah lagi jika pemuda dan gadis Israel
berwajah elok sehingga akan jadi daya tarik tersendiri.
Begitu bersyukurnya saya bisa
menginjakkan kaki di kota ini, meski hanya sekedar melihat dari balik kaca bis
yang menjemput dan mengantar saya dari dan ke Bandara ben Gurion. Namun, perlu
dikatakan juga bahwa masuk di imigrasi Israel di Ben Gurion sangat memerlukan
kelapangan dada dan kesabaran. Para petugas di sini sedikit menyebalkan (maaf
ya, jujur!). Mereka sangat rewel dan sangat teliti untuk pemeriksaan ini dan
itu. Kebetulan juga waktu kami masuk imigrasi, computer mereka agak lemot. Saya
jadi bangga juga dengan system imigrasi di Indonesia yang tak kalah canggih
dengan system di Ben Gurion yang katanya hi-tech. Tetep, cinta tanah airku! (Ch. Enung Martina: dari catatan pribadi dan berbgai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar