Senin, 08 Juni 2009

KAMASUTRA (karya: Bhagavan Vatsyayan)


Sudah sejak lama aku ingin membaca dan mempelajari kitab ini. Sejak jaman kuliahku di Yogya dulu, aku tak menemukannya. Sampai mencari ke tempat buku bekas pun tak berjodoh dengan kitab ini. Waktu muda dulu penasaran karena orang bercerita yang aneh-aneh seputar sexualitas yang dimuat dalam kitab ini. Ketika aku suah tua seperti ini aku pun belum berjodoh dengan kitab aslinya, baru merupakan turunan yang ditulis oleh Adnan Krisna. Ya, sudah, luayan untuk sedikit memuaskan rasa ingin tahuku tentang isi kitab ini.
Kama sutra berasal dari bahasa Sansekerta: kama artinya: keinginan dan sutra berarti formula.

Kitab ini ditulis oleh Bhagavan Vatsyayan untuk melihat bahwa sex adalah seni yang indah yang tak boleh dilecehkan. Sebetulnya beliau menulis kitab ini untuk petunjuk bagi para pria agar bisa menghargai perempuan dari segi sexualitas. Namun, banyak orang yang suka menerjemahkan salah. Yang perlu diketahui lagi bahwa Kamasutra tidak hanya berisi tentang sexualitas saja, melainkan juga pelajaran hidup yang lain di luar sexualitas. Bab tentang sex hanya bagian terakhir dari kitab tersebut.

Bhagavan Vatsyayan menulis kitab ini dalam rangka memberikan ajaran kepada para pria tentang cara-cara meraih kebahagiaan sempurna di dalam hidup. Salah satunya adalah kebutuhan naluriah manusia, yaitu sex. Menurut Sang Begawan, sex merupakan anugrah kehidupan yang tak boleh dilakukan sembarangan.

Sang Begawan beranggapan sex education perlu diberikan pada pria. Dalam kitabnya beliau memberikan pelajaran sex pada pria karena menurut beliau para perempuan sudah tak perlu diajari lagi. Perempuan biasana dijadikan budak/objek sex oleh para pria. Para lelakilah yang harus dididik untuk menghargai sexualitas supaya bisa mencapai kebahagiaan yang sempurna di antara pasangan. Tidak hanya satu pihak saja yang menikmatinya, sementara pihak yang lain tak menikmatinya.

Kamasutra mengatakan jangan menyimpan obsesi terhadap sex. Artinya penuhilah hasrat sexual dengan benar. Bhagavan Vatsyayan berpenapat sex tidak hanya menjadi kebutuhan biologis semata, tetapi menuju suatu kebutuhan yang lebih tinggi daripada itu. Hingga mencapai kesadaran rohani tertinggi.

Adnan Krisna berpendapat bahwa kesadaran para lelaki (sampai tua pun) berada di sekitar payudara perempuan. Kesadaran masih pada seputar cakra di bawah pusar (naluri sexual). Seorang pria selambat-lamatnya dalam usia 40 tahun sudah harus mencapai titik klimaks dalam kehidupan sexualnya. Artinya, sesudah usia itu, ia sudah harus masuk pada alam cinta.

Pada zaman sekarang banyak orang (pria) yang sudah berusia lanjut pun masih terobsesi dan berpusat seputar kehidupan sex. Sering kita mendengar, melihat, menyaksikan bagaimana seorang pria yang terhormat dalam masyarakat hidupnya berakhir tragis gara-gara pria itu hidupnya masih berpusat sekitar kebutuhanyna di bawah pusar. Dengan kata lain para pria harus mampu me- manage syahwatnya sebelum me – manage yang lain. (maaf perkataannya sangat indah).

Menurut Adnan Krisna, perkembangan sexualitas seorang pria yang baik dan benar adalah: dari sex (birahi) ke cinta. Dari cinta ke kasih. Sex adalah kebutuhan manusia, seperti makan dan minum. Seperti makan dan minum juga, kita tidak boleh berlebihan agar semuana menjadi sehat jasmani dan juga rohaninya. Sex dapat membuka lebar pintu cinta dalam kehidupan manusia sehingga kepuasan raga dan jiwa terpenuhi.

Demikian Bhagavan Vatsyayan menyampaikan kebijaksanaan dalam karyanya yang terkenal itu. Ulasan ini hanya merupakan secuil kebijaksanaan dari yang disampaikan Sang Begawan. Semoga membawa kita pada setitik pencerahan tentang keagungan kita sebagai ciptaan yang sempurna sebagai citra Allah.

(Teh Nung Martina)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar