Selasa, 09 Juni 2009

SANG MOTIVATOR

Akhir-akhir ini profesi yang sedang menanjak dan banyak dilirik orang adalah menjadi motivator. Motivator adalah orang yang memberikan motivasi pada orang lain agar orang lain bersemangat dan termotivasi untuk melakukan tindakan yang positif dan diharapkan tindakan tersebut membawa hasil yang memuaskan bagi orang tersebut dan juga bagi orang di sekitarnya. Pendek kata menjadi berkat bagi orang lain, menjadi gift bagi lingkungan.

Aku pernah menyaksikan, mendengarkan, dan melihat motivator saat memberikan motivasinya. Ada banyak yang diperoleh ketika mendengarkannya. Dan tumbuh motivasi dalam diri untuk melakukan kiat-kiat yang disaranan untuk menjadi sukses dan menjadi bahagia.

Menjadi motivator menurutku tidak mudah. Mengapa? Karena menjadi motivator kita harus mampu berbicara dengan sangat baik, mampu membangkitkan semangat, menguasai ilmu untuk mendapat perhatian pendengar, menarik perhatian dengan gaya bicara juga penampilan, menguasai materi yang akan disampaikan, menguasai keadaan juga diri sendiri, dan juga harus punya pengalaman pribadi yang layak dikagumi. Tidak hanya jarkoni saja ( hanya ujar -bicara ora ngelakoni –tidak menjalani ). Bagian terakhir itu yang sukar. Perkara ilmu bisa dipelajari, tetapi teladan yang baik, itu yang terkadang memerlukan komitmen yang tak mudah.

Banyak motivator handal yang kita kenal sekarang ini. Ada yang alirannya menurut agama tertentu atau keyakinan tertentu, ada juga yang sifatnya universal. Banyak yang bagus, ada juga yang biasa-biasa saja. Keberhasilan dari kiat-kiat yang disampaikan oleh sang motivator tidak tergantung pada hebatnya si motivator, tetapi pada bagaimana seseorang melakukan saran atau kiat-kiat itu dengan baik. Tidak hanya bersemangat beberapa saat saja, sesudah itu melempem lagi. Tidak hanya niat untuk menjadi yang terbaik saja, tetapi bagaimana melaksanakannya.

Menurutku, justru bagi kita yang diberi motivasi, yang paling berat dan perlu ketekunan adalah pada saat melaksaakannya dan berkomitmen untuk terus melakukan petunjuk tersebut. Perubahan dari diri kita tergantung pada diri kita lagi. Seseorang bisa berubah ke arah yang lebih baik bila ada kesadaran pada orang tersebut untuk berubah. Untuk memperoleh kesadaran pun ternyata perlu perjuangan yang juga tidak mudah. Dalam penyadaran diri tersebut kita perlu kerendahan hati untuk mengakui berbagai kelemahan dan juga kelebihan kita. Menyadai kelemahan dan kelebihan ternyata tidak mudah juga rupanya. Dalam kerendahan hati akan muncul keterbukaan untuk menerima kelebihan dan kekurangan kita.

Keberhasilan tidak ditentukan pada siapa yang member motivasi. Terkadang motivator tidak harus selalu datang dari para pembicara handal, bahkan orang sederhana yang tak kita anggap pun bisa menjadi motivator kita. Sebetulnya motivasi yang paling lama bertahan pada diri seseorang bukan karena berasal dari si pembicara handal, tetapi justru motivasi yang datangnya dari diri kita sendiri ( motivasi intrinsik ). Bila motivasi itu berasal dari dalam diri kita, apa pun yang terjadi pasti kita tetap bersemangat tak tergoyahkan oleh rintangan apa pun.

Karena itu, mari kita tetap bersemnagt dan tetap memelihara motivasi dalam diri kita masing-masing untuk melakukan yang terbaik untuk diri kita, yang tentunya juga akan menjadi bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita. Jadilah sang motivator untuk diri kita sendiri!

(Teh Nung yang lagi tergelitik dengan kata motivator)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar