Rabu, 10 Juni 2009

PUISI UNTUK AGA

LELAKI YANG PERNAH BERDIAM DALAM RAHIMKU
(Untuk Aga)




Hai kau lelaki yang terlahir pada jumat kliwon
Tanggal satu suro jam 24.00
Sesudah beberapa lama peringatan Sidharta Gautama lahir
Ketika rembulan sudah tak lagi purnama

Hai kau lelaki yang ditakdiran
Menjadi anak lanangku
Semesta menyambutmu
Untuk menjadi hadiah yang bermakna

Kau menjelma dalam rahimku
menjadi mahluk mungil yang selalu bergerak
Aku merasakan detak jantungmu
Karena kau dan aku bernafas dalam irama yang sama

Rahasia hidup membawa kau masuk dalam garbaku
Menjelma menjadi embrio
Membengkakan seluruh tubuhku
Membuat aku tak bisa bertingkah leluasa

Kau mengikatku untuk menjadi ibu
Sebuah kata yang terdefinisikan dalam sejumlah bahasa
Dengan makna cinta yang menjadi dasar
Kau dan aku terikat dalam jalinan erat tak kan terpisahkan
Meski dunia berhenti berputar kau tetap anakku dan aku ibumu

Lelaki yang mendiami garbaku
Kini sudah menjelma menjadi pemuda tampan
Dengan kumis tipis di atas bibirmu
Aku bangga menjadi ibumu

Ruhku dan ruhmu disatukan Pencipta
Yang akan terus terikat sampai kapan pun

Hanya satu doaku raihlah impianmu
Gapailah semua asamu
Karena bulan sudah tak lagi perawan
Kau akan mencapainya bukan lewat puisi
Tapi sains dan iman yang akan membawamu menjelajahinya

Lelakiku yang terlahir dari liang garbaku
Berdeguplah bersama irama jantungmu
Menaklukan dirimu untuk meraih kesempurnaan.

(Puisi teh Nung untuk anak lanang (Aloysius Gonzaga Ilham Sidharta) yang berulang tahun ke-15)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar