Kamis, 12 Maret 2009

Kutipan dari Seorang Saksi Kekejaman Nazi

Kutipan dari Perkataan Elie Wiesel
(pemenang hadiah nobel sastra, seorang saksi kekejaman Nazi)
Ditulis dengan beberapa perubahan seperlunya

O, …. pengembara…
Kampung halaman mencarimu

Engkau sang jiwa!
Engkau tidak akan mati
dan kampung halaman ada dalam keabadian

Kami mempercayai Tuhan, mempercayai manusia, dan tinggal bersama ilusi bahwa setiap orang, kita semua telah diwarisi percikan suci dari nyala api Sang Shekinah. Mata dan jiwa kita membawa pantulan dari gambaran Tuhan.

Seorang Yahudi yang disalib, dan salib-Nya telah merebut hati dunia.
Dan bahwasannya kaitan antara SALIB dengan penderitaan manusia merupakan kunci dari misteri tak terduga yang melenyapkan keakinan masa kecilnya.
Kita tak tahu nilai satu tetes darah, satu tetes air mata.
Segalanya agung bila Tuhan Maha Kuasa.
Keputusan akhir ada di tangan-Nya.

Setiap pertanyaan memiliki kekuatan yang tersembunyi di balik jawaan.
Manusia makin dekat dengan Tuan melalui pertanyaan yang ia ajukan kepada-Nya.
ayangnya kita tidak memaknai jawaban Tuhan.
Kita tak dapat mengerti karena jawaban itu diam di dalam kedalaman jiwa dan tetap tinggal di sana sampai kita mati.

Ada ribuan jalan dan hanya ada satu pintu gerbang yang dapat kita memasuki untuk mencapai taman berisi kebenaran batin.
Setiap manusia memiliki jalannya sendiri.
Dia tak boleh keliru dan berusaha memasuki taman itu melalui gerbang yang bukan diperuntukkan baginya.
Hal itu tidak saja berbahaya bagi orang yang memasuki, tetapi juga bagi mereka yang telah berada di dalamnya.

Kesetaraan manusia yang sesungguhnya adalah ketelanjangan.

Terkadang kita tak lagi berpegang teguh pada apa pun.
Naluri untuk menjaga, mempertahankan diri, ataupun harga diri, semuanya sudah pergi.

Satu malam berlalu.
Bintang tajam bersinar di langit.
Kita pun harus menjadi orang yang berbeda.

Di depan kalian terbentang jalan panjang berlapis penderitaan.
Jangan hilang harapan.
Kumpulkan kekuatan dan keyakinan.
Kita semua akan melihat hari pembebasan.
Milikilah keyakinan hidup, keyakinan yang berlipat-lipat.
Dengan menyingkirkan rasa putus asa, kita akan tersingkirkan dari kematian.

Ciptakanlah persahabatan di antara kita
Kita semua saudara dan berpegang pada keyakinan yang sama: Tuhan
Tolong menolonglah, itulah satu-satunya cara untuk bertahan hidup.


* * *

Aku bukan menyangkal keberadaan Tuhan, tetapi meragukan keadilan-Nya yang absolut.

Tapi sekarang aku tak lagi memohon untuk apa pun
Aku ak mampu lagi meratap.
Sebaliknya, aku merasa begitu kuat.
Aku adalah Sang Pendakwa dan Tuhan SANG TERTUDUH.

Kami adalah penguasa alam, penguaa dunia.
Kami telah melampaui semuanya, kematian, kelelahan, kebutuhan lamai.
Kami lebih kuat dari rasa lapar dan dingin, lebih kuat senapan dan keinginan untuk mati, terhukum dan tentu nasib.
Kami bukan apa-apa
kami adalah anusia yang tersisa di bumi.
“Barukh atah adonai…shehekhyanu vekiymanuvekymanu vehigianu lazman hazeh”
Terpujilah Engkau Tuan, yang memberi kehidupan, yang menopang kita, dan ang telah mengizinkan kita hidup sampai hari ini.( Elie Wiesel)

1 komentar: