Kamis, 07 Mei 2009

THE LAST LECTURE (By Randy Pausch)

The lecture was about the importance of over coming obstacles, of enabling the dreams of others, of seizing every moment, because time is all you have you may find one day that you have less than you think. It was about living!
An injured lion still want to roar. It’s about dignity and self esteem, which isn’t quite the same as vanity.


Ketika seseorang tahu bahwa dirinya akan segera mati meninggalkan semua yang dicintainya, yang diimpikannya, dan yang diperjuangkannya. Apa yang akan dia lakukan? Apa yang akan kamu lakukan ketika tahu bahwa usiamu tinggal tiga bulan lagi karena kamu menderita kanker pankreas yang sudah akut?

Mungkin kamu dan aku akan menyalahkan Tuhan, itu yang pertama kita lakukan. Menyalahkan diri sendiri, menyalahkan orang lain, marah, mengamuk, sedih, frustasi, dan diam saja sebagai bentuk dari protes kita. Ada banyak reaksi yang mungkin terjadi pada kita. Yang jelas pasti kita sangat sedih, bingung, dan marah.

Hanya sedikit orang yang menanggapi situasi ini dengan berpikir positif dan tenang. Hanya sedikit orang yang bisa menerimanya dengan lapang dada. Namun, sangat sedikit
Orang yang menerima keadaan ini dengan kreatif. Randy Pausch, adalah salah satu orang yang sangat sedikit itu. Dia menghadapi kematiannya karena kanker pankreas akut dengan kreatif.

Kreativitas dari Randy Pausch dalam menghadapi kematiannya adalah mengadakan kuliah terakhir yang isinya berbicara tentang pesan, ajaran hidup, nilai moral, pengalaman, yang semuanya akan menjadi warisan untuk orang-orang yang dicintainya, terutama ketiga anaknya yang masih kecil. Ia berharap, ia bisa meninggalkan kenangan terbaik yang tak terlupakan untuk untuk dikenangkan.

Kematian memang sesuatu yang pasti. Semua orang akan mengalaminya. Terkadang kita agak risih untuk membicarakan topik ini karena ada yang beranggapan tabu dan tidak enak untuk membicarakannya. Padahal, kematian itu adalah sesuatu yang sangat wajar dan alami.

Yang penting menurutku adalah justru bagaimana kita harus berlaku, bersikap, dan bertindak sebelum kematian itu datang pada kita. Bagaimana kita mempersiapkan babak baru kehidupan kita di fase lain yang tak seorang pun tahu dengan pasti. Ada beberapa kisah, cerita, kesaksian, atau mungkin cerita isapan jempol berkaitan dengan kematian. Namun, bagaimana kita bisa hidup bermakna di dunia ini sebelum kematian datang pada kita. Ada banyak yang bisa kita berikan kepada orang-orang yang kita cintai, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk membuktikan bahwa kita mencintai meraka, untuk membuktikan bahwa mereka itu berharga dalam hidup kita, untuk membuktikan bahwa kita juga layak untuk dicintai. Hu…hu… jadi teringat dengan Anyo, (Andrew Manulang), muridku yang sudah pergi dengan begitu penuh persiapan dan dipeluk dengan cinta dari semua orang dan ia pun sudah membuktikan kualitas hidupnya. Anyo… selamat, kamu layak dapat bintang dan kamu sudah berbahagia serta menunjukkan kepada kami bahwa memberi itu adalah bagian dari hidup. Sudah dulu… ya nanti keterusan air matanya sudah ngembeng di pelupuk ni.

(Teh Nung lagi sedih-terharu-tersentuh karena mengenangkan orang-orang yang dicintainya yang sekarang sudah tiada. Rest in Pace untuk orang-orang yang kucintai dan orang yang telah memberi pengaruh dalam hidupku yang telah meninggalkan dunia fana ini. Amin.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar