Kita sering mendengar tentang orang-orang hebat. Orang-orang ini memang dipaketkan Tuhan secara spesial untuk berada pada suatu tempat dan satu masa yang tepat untuk mengatasi berbagai persoalan. Lingkup orang hebat itu bisa di mana-mana: dalam keluarga, di lingkungan masyarakat, di kantor-tempat kita bekerja, di sebuah negara, bahkan mencakup seluruh dunia.
Beberapa waktu yang lalu (Oktober 2008), aku pernah terguncang dengan perkataan orang hebat. Saat itu perasaanku tertohok seperti ada pasak yang menusuk ulu hatiku. Pada waktu itu di sebuah acara pemberian penghargaan, dipanggilah beberapa orang yang berhak mendapat penghargaan karena karya mereka dan pengabdian mereka. Para penerima penghargaan maju satu-persatu ke depan. Pemberi penghargaan memberikan penghargaan sambil memberi komentar pada setiap orang yang menerima. Ada beberapa orang yang mendapat pujian karena mereka orang-orang hebat. Ada juga orang yang tidak diberi komentar. Akhirnya penghargaan tiba pada salah seorang temanku. Ia seorang ibu beranak empat, seorang janda yang ditinggal mati suami, seorang ibu yang sangat baik dan berjuang untuk kelangsungan hidup keluarga. Pasti orang akan menyangka bahwa ia akan dipuji karena ia orang hebat. Tapi, dugaanku dan dugaanmu keliru! Ia menapat cacian dengan kata-kata yang rasanya aku tak ingin mengingat-ingatnya.Ia menerima penghargaan itu sambil menangis bukan karena haru. Ia memangis karena perasaannya terluka. Si pemberi penghargaan hanya melihat dari kacamatanya karena teman ini dinilai lamban dan tak mau berkembang, tak punya kontribusi, bla-bla...
Bayangkan orang hebat di mataku dan di mata beberapa orang yang terlalu bodoh dan terlalu perasa dan sok manusiawi seperti aku, ternyata sangat tidak hebat di mata dunia. Hari itu aku memangis untuk dia, temanku, dan untukku sendiri. Hari itu aku merasakan es krim rasa vanila yang kunikmati rasanya tak lebih daripada air comberan. Hari itu hidangan lezat dengan aneka lauk terasa seprti sekam di mulutku. Aku makan sambil menelan air mataku yang terus mendesak ingin keluar. Dan aku tidak sendiri, ada banyak orang yang tenyata alirannya sama denganku.
Minggu yang lalu aku diingatkan lagi pada frasa ORANG HEBAT lagi. Dan aku semakin tahu bahwa aku bukan orang hebat yang diukur oleh dunia. Aku semakin merasa bahwa untuk menjadi orang hebat yang diukur oleh dunia harus menggadaikan diri sendiri dan menghianati teman-teman. Orang hebat yang dituntut dunia harus mau menjilat dan menjatuhkan orang lain. Orang hebat menurut dunia harus menuruti aturan main sesuai dengan tuntutan siapa yang berkuasa kala itu. Orang hebat menurut dunia adalah orang yang benar-benar sangat senang untuk menyenangkan penguasa, tanpa berpikir apakah itu merugikan teman atau tidak.
Wah... sepertinya itu bukan diriku kalau harus seperti itu. Aku lebih baik menjadi orang biasa saja. Tapi aku bisa berguna bagi teman-temanku yang memerlukan bantuan. dan kamu tahu teman-temanku adalah orang-orang kecil yang tak bisa meminjam uang di bank karena tak punya agunan yang bisa diperhitungkan. Teman-temanku adalah orang-orang yang hanya mampu mencicil hutang dengan bunga rendah, yang menyekolhakan anaknya dengan menghutang, membeli barang dengan mencicil, serta yang selalu berdoa untuk supaya bisa melewati bulan-demi bulan tanpa harus menghutang. Tapi, kamu tahu teman-temanku adalah orang-orang yan punya loyalitas tinggi tanpa harus memakan teman. Teman-temanku adalah mereka yang berjuang dengan cucuran keringat mereka demi keluarga tanpa harus berbuat curang. Teman-temanku adalah yang selalu bekerja tanpa harus memperhitungkan apakah ada orang yang mengatakan bahwa mereka hebat. Merekalah yang selalu menanyakan : Gimana anakmu? Piye bojomu?
Itulah mereka. teman-temanku. Mereka tidak keren menurut aturan dunia fashion, mereka tidak pintar menurut kalangan intelek, mereka tiak percaya diri menurut aturan public speaking. Sungguh mereka adalah rakyat jelata bagian terbesar dari negri ini.
Bagiku, mereka itulah orang-orang hebat. Maaf ya, bagi orang-orang hebat yang definisinya berbeda jangan tersinggung. Aku tahu semua orang pada dasarnya hebat karena kita berasal dari Sang Pencipta yang sangat dahsyat.
(Teh Enung yang lagi merasa tergugah dengan kata ORANG HEBAT)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar