GIBRAN TENTANG CINTA
Pabila cinta memanggilmu ikutilah dia
Walau jalannya terjal berliku
Dan pabila sayapnya merangkummu, pasrah dan menyerahlah kepadanya
Walau pedang yang tersembunyi di sayap itu melukaimu
Dan jika ia bicara kepadamu, percayalah
Walau ucapannya membuyarkan mimpimu
Bagai angin utara mengobrak-abrik pertamanan
(Sang Nabi)
Gibran melihat bahwa cinta dapat melampaui keseluruhan diri. Ia berpendapat ada tiga pernyataan kehadiran orang yang dicintai, yaitu: dalam pikiran, dalam hati, dan dalam mimpi tengah malam.
Satu hubungan antarpribadi yang tumbuh hanya atas dasar pengetahuan atas orang lain, tanpa cinta, adalah hubungan yang akhirnya bisa merampas individualitas orang lain dan membatasi kebebasannya.
Gibranisme adalah metafisika cinta. Dalam diri Gibran ekspresi makna spiritual berada. Sikap mistik yang diorientasikan untuk nilai wujud mengajarkan bahwa pengalaman cinta diekspresikan dengan cara yang tidak terhitung. Cinta adalah kondisi spiritual internal yang memenuhi keseluruhan wujud.
Gibran melihat bagaimana kaitan cinta dengan waktu. Ia berkata:
Jangan kira cinta datang dari
Persahabatan yang lama dan hubungan yang akrab
Cinta adalah anak turun kecocokan jiwa
Dan jika kecocokan itu tidak ada
Cinta tidak akan pernah tumbuh
Dalam hitungan tahun
Bahkan generasi
(Teh Nung :mengenangkan orang-orang yang mencintai dan dicintai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar