Katedral Santo Fransiskus Xaverius,
Ambon
Hari kedua kami berada di Kota Ambon. Hari ini, Minggu 13 mei
2018. Acara kami setelah sarapan di Hotel, kami mengikuti Ekaristi di Katedral
Santo Fransiskus Xaverius, Ambon.
Seperti pada umumnya banguna gereja besar seperti katedral , selalu
mempunyai aura keagungan tersendiri. Demikian pua dengan Katedral Santo
Fransiskus Xaverius, Ambon ini. Bangunan
ini terletak di Jalan Patimura, Kota Ambon.
Bangunan ini klasik dan masih terawat serta
megah, tepatnya agung. Di halaman samping gereja ada relief yang mengisahkan
tentang awal mula misionaris tiba di Ambon, termasuk para misionaris yang tewas
terbunuh oleh tentara Jepang pada Perang Dunia II, hingga siapa Uskup Ambon
sekarang ini.
Katedral adalah pusat dari suatu Keuskupan dan tempat Bapa
Uskup di setiap kesukupan tinggal. Karena itu, b iasanya katedral akan dibangun
lebih besar dan lebih egah daripada gereja-gereja setingkat paroki atau stasi.
Demikian pula dengan Katedral Ambon. Katedral Ambon menjadi
salah satu bangunan indah dan artistic di Antara bangunan-bangunan lain di
sekitarnya. Keindahan ini nampak mulai dari gaya bangunannya, ketiga menaranya
yang tinggi menjulang, dan dekorasi patung yang menjadi ciri khas gereja ini.
Tak hanya eksteriornya yang indah, interiornya pun tak kalah indahnya, hampir
semua yang ada di gereja ini menjadi daya tarik.
Gereja Katedral St Fransiskus Xaverius Ambon mengambil spiritualitas
St Fransiskus Xaverius, mengingat jasanya sebagai pewarta iman Katolik di
Keuskupan Amboina. Moto beliau yang
terkenal Da mihi animas (Berilah-bawalah
kepada-Ku jiwa-jiwa), menjadi semangat dasar pembinaan yang berorientasi pada
penyelamatan jiwa-jiwa di keuskupan kepualauan ini. Gereja menghormati imam
Spanyol Francisco Javier atau Fransiskus Xaverius, berkat kerja pelayanan dari penginjilan dalam menyebarkan
kekeristenan di Maluku.
Keuskupan Amboina merupakan keuskupan sufragan (beberapa
Keuskupan yang menyatukan diri dalam suatu Provinsi Gerejani sebagai mitra
kerja Keuskupan Agung) dari Keuskupan
Agung Makassar. Wilayahnya meliputi seluruh provinsi Maluku dengan luas wilayah
83.778 km² dan berpusat di Ambon. Keuskupan Amboina didirikan sebagai
Prefektur Apostolik Nugini Belanda pada tanggal 22 Desember 1902, memisahkan
diri dari Vikariat Apostolik Batavia. Lalu ditingkatkan menjadi Vikariat
Apostolik Nugini Belanda pada tanggal 29 Agustus 1920. Setelah itu, berganti
nama menjadi Vikariat Apostolik Amboina pada tanggal 12 Mei 1949. Kemudian ditingkatkan
menjadi Keuskupan Amboina pada tanggal 3 Januari 1961 hingga sekarang.
Mula-mula didirikan sebagai Prefektur Apostolik Guinea Baru
(Nouva Guinea Olandese) pada 22 Desember 1902, dipisahkan dari Vikariat
Apostolik Batavia (Jakarta). Kemudian statusnya ditingkatkan menjadi Vikariat
Apostolik Nouva Guinea Olandese pada 29 Agustus 1920. Namanya diubah menjadi
Vikariat Apostolik Amboina pada tahun 1949. Ketika hierarki Gereja Katolik di
Indonesia didirikan Paus Yohanes XXIII dengan konstitusi apostolik Quod
Christus pada 3 Januari 1961, statusnya meningkat lagi menjadi diosis (keuskupan).
Siapakah di balik nama Katedral Ambon ini? Xaverius terlahir
bernama Francisco de Jaso Azpilcueta di
Kastil Xavier (dalam bahasa Spanyol modern Javier, bahasa Basque Xabier, bahasa
Katalan Xavier) dekat Sangüesa dan Pamplona, di Navarro, Spanyol. Lahir sebagai
putera bangsawan Basque di Navarro. Pada tahun 1512, Kastilla menginvasi
Navarro. Banyak benteng yang dihancurkan, termasuk kastil keluarga, dan
tanah-tanah disita. Ayah Fransiskus meninggal dunia pada tahun 1515.
Rupanya sejarah Katolik di Ambon, Maluku, Kalimantan, India,
Malaka, serta Jepang tak bisa dilepaskan dari tokoh Fransiskus Xaverius. Dia
mencintai Asia dan menghabiskan seluruh karya penyebaran agama ke kawasan Asia
Timur dan Tenggara. Dialah pelopor misionaris Katolik dan menjadi co-founder
serikat Jesus (SJ) bersama Ignatius Loyola.
Sejarah Ambon dan Maluku berubah karena kehadiran Fransisxus
Xaverius di tahun 1546-1547. Dia bekerja tanpa lelah di Ambon, Maluku, Ternate,
Moro, Borneo, dan meletakkan fondasi Katolik yang kuat di daerah ini.
Kemungkinan besar dia membaptis sekitar 60.000 orang selama berkarya di derah
itu.
Setelah berhasil berkarya di Asia Tenggara, Fransiskus
berhasrat menyebarkan injil di Jepang. Namun karena menyadari bahwa budaya dan
bahasa Jepang yang sulit, dia ingin belajar dulu bahasa dan budaya Cina sebelum
berkarya di Jepang. Dia berlayar ke pulau Sancian, dekat Cina daratan. Namun
sakit yang berat menghapus impiannya, di Sancian Fransiskus meninggal di usia
46, 3 Desember 1552. Impian untuk sampai ke Cina tak pernah terwujud. Itulah
nama besar di balik Katedral Ambon.
Saya mempunyai pengalaman rohani yang berkesan di katedral
ini. Kisahnya ikuti pada Ambon Manise 4. (Ch. Enung Martina)
Patung Fransiskus Xaverius di Keuskupan Amboina Jl. Pattimura, Dibangun tahun berapa, tingginya berapa, lebarnya berapa, terima kasih
BalasHapus