Kamis, 14 Juni 2018

AMBON MANISE 7


PULAU TIGA / PULAU ELA


Dusun Nusa Ela  telah tercatat dalam sensus kependudukan yang merupakan salah satu Dusun yang bergabung  pada Desa Ureng, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.

Secara umum letak geografis Dusun Nusa Ela sebelah timur berbatasan dengan pulau Ambon, sebelah barat berbatasan dengan selat Manipa, sebelah utara berbatasan dengan pulau Seram dan sebelah selatan berbatasan dengan lautan bebas. Letak keberadaan Dusun Nusa Ela ini merupakan keberadaan suatu wilayah yang terbilang sangat strategis bagi masyarakat pesisir yang berada pada daratan Kecamatan Leihitu maupun masyarakat lainnya.

Cikal bakal terjadinya Dusun Nusa Ela sebagai salah satu perkampungan telah dirintis oleh mereka para pendahulu pulau ini yang terdiri satu orang, kemudian menjelma menjadi tiga orang yang berasal dari Pulau Buton yang diutus oleh Kesultanan Kerajaan Buton dengan misi agama. Tujuannya adalah untuk membawa serta menyebarluaskan agama Islam di Maluku dan sekitarnya yang diperkirakan tepatnya pada akhir abad ke 17 yang silam.

Ketiga orang tersebut masing-masing menempati ketiga pulau yang kemudian dikenal dengan nama Nusa Ela yang berarti pulau besar, Nusa Hatala yang berarti pulau tengah, dan Nusa Lain yang berarti pulau lain. Dusun Nusa Ela atau yang berarti pulau besar yang sekarang dihuni oleh masyarakat ini, lebih dikenal oleh masyarakat pesisir sekitar daratan Kecamatan Leihitu dengan sebutan sebagai Dusun Pulau Tiga. Adapun awal mula salah satu bentuk penamaan dari ketiga pulau ini dipengaruhi oleh bahasa adat/bahasa tanah (bahasa daerah) yang berasal dari negeri yang berada pada wilayah pesisir daratan Kecamatan Leihitu.

Konon katanya menurut cerita masyarakat setempat, keberadan ketiga orang tersebut yang merupakan para pendahulu ketiga pulau ini bersifat misterius sehingga identitas ketiga orang ini pun tidak diketahui secara pasti.  Menurut cerita rakyat  pada mulanya ketiga orang ini hanya terdiri dari satu orang saja yang kemudian menjelma menjadi tiga orang, dua diantaranya berwujud laki-laki yang mendiami pulau Nusa Ela dan pulau Nusa Lain, sedangkan yang satunya berwujud perempuan yang kemudian mendiami Nusa Hatala. Selanjutnya, pada akhir hayatnya, ketiga orang ini mati terbunuh yang diakibatkan oleh perebutan kekuasaan atas ketiga pulau ini oleh orang lain yang  tidak dikenal identitasnya secara jelas dan pasti.

Cerita rakyat seperti ini sangat diyakini oleh masyarakat setempat sebagai warisan leluhur yang diwariskan oleh para nenek moyang mereka yakni mereka pendahulu ketiga pulau ini kepada anak cucu keturunan mereka dari generasi ke generasi sampai sekarang, karena legenda atau cerita kuno yang dipercayai bersifat sakral dan mistis yang mencerminkan budaya, adat-istiadat, dan kehidupan masa lampau masyarakat Dusun Nusa Ela serta masyarakat Maluku.

Hasil penelusuran yang saya lakukan  orang yang pertama kali menginjakkan kakinya serta mendiami Dusun Nusa Ela adalah oleh seorang tokoh yang bernama Bapak La Salebo bersama isterinya yang bernama Ibunda Ratna yang nama akrabnya di sapa oleh masyarakat setempat dengan nama Ibu Kaminta. Bapak La Salebo berasal dari Pulau Buton serta bersuku Buton, sedangkan Ibunda Ratna berasal dari suku Jawa yang berasal dari Pulau Buton.

Mereka berdua merupakan perantauan yang berasal dari pulau Buton yang datang ke Maluku dengan tujuan untuk mencari suasana kehidupan yang baru dan menetap di Dusun Nusa Ela pada akhir abad 17 dan memasuki abad ke 18 silam. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya makam Bapak La Tapu yang terdapat di Dusun Nusa Ela, beliau merupakan anak pertama dari Bapak La Salebo yang merupakan orang pertama yang mendiami pulau ini.

Setelah beberapa tahun kemudian lahirlah seorang anak yang kedua yang merupakan adik dari Bapak La Tapu yang lahir di pulau Ambon, sehingga berdasarkan latar belakang inilah anak yang kedua ini diberi nama Bapak La Ambo. Seiring berjalannya waktu, masyarakat sekarang yang mendiami Dusun Nusa ini telah sampailah pada generasi ke lima yang merupakan keturunan anak cucu dari orang pertama yang mendiami pulau ini yakni oleh bapak La Salebo bersama isterinya yang bernama Ibunda Ratna.

Hingga sekarang Dusun Nusa Ela merupakan sebuah hunian yang merupakan salah satu bagian pulau dari ketiga pulau-pulau yang letak keberadaanya terletak pada wilayah pesisir Kecamatan Leihitu. Daerah ini secara umum dijuluki oleh masyarakat sekitar dengan julukan sebagai Dusun Pulau Tiga. Pemberian julukan ini oleh masyarakat sekitar pesisir Kecamatan Leihitu berdasarkan letak dan keberadaan pulau-pulau ini karena  terdapat tiga kepulauan yang saling berdekatan antara jarak pulau yang satu dengan pulau-pulau yang yang lainnya.

Seringkali wilayah ini dijadikan tempat persinggahan sementara bagi para nelayan yang berasal dari wilayah lain, misalnya dari Pulau Seram dan pesisir Jazirah Leihitu dan dari tempat lainnya untuk sejenak berteduh dan berlabuh dalam waktu sementara keadaan cuaca yang buruk. Namun, sekarang Nusa Ela dijadikan tempat tujuan wisata.

Pulau ini masih asli sehingga belum memiliki fasilitas lengkap sebagai sebuah wisata seperti yang kita bayangkan. Hanya ada satu resort yaitu Resost Nusa Ela. Resort ini menyediakan tempat pembilasan sesudah berenng, tempat menginap, juga makan berat dan makan ringan (kudapan) seperti pisang dan ubi yang digoreng atau pun direbus. Tak ketinggalan kelapa muda.  Karena itu, harga untuk masuk ke Nusa Ela termasuk mahal karena tak ada pembanding dan tak ada pilihan. (Ch. Enung Martina)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar